JECC akan stock split agar sahamnya lebih likuid
30 Apr 2024 09:48
PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) akan memecah nominal sahamnya (stock split) dengan rasio 1:5 untuk mengoptimalkan likuiditas sahamnya di pasar modal.
30 Apr 2024 09:48
PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) akan memecah nominal sahamnya (stock split) dengan rasio 1:5 untuk mengoptimalkan likuiditas sahamnya di pasar modal.
25 Apr 2024 08:02
PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII), perusahaan jasa konsultasi bisnis dan manajemen, akan melaksanakan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:20.
04 Apr 2024 14:08
PT Multitrend Indo Tbk (BABY), emiten ritel khusus untuk produk bayi dan anak-anak, telah melepas 4.037.620 lembar saham treasuri kepada pemegang saham pengendalinya yaitu Blooming Years.
15 Mar 2024 11:37
PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) akan memecah nominal saham (stock split) dengan rasio 1:4 atau 1 saham nominal lama akan menjadi empat saham dengan nominal baru. Emiten ini mengharapkan stock split ini akan meningkatkan demand atas saham perusahaan.
08 Mar 2024 16:38
PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) akan melaksanakan pemecahan saham (stock split) dengan rasio 1:20 untuk meningkatkan likuiditas perdagangan sahamnya.
04 Mar 2024 16:01
Pemegang saham PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (SCCO) menyetujui rencana pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:4 atau 1 saham menjadi empat saham baru.
01 Mar 2024 09:16
PT Multitrend Indo Tbk (BABY), emiten ritel untuk sejumlah brand anak dan bayi, akan melaksanakan pengalihan saham hasil pembelian kembali (buyback) atau saham treasuri sebanyak 23,3 juta lembar.
28 Feb 2024 07:58
PT Indosat Tbk (ISAT), emiten jasa telekomunikasi yang dikendalikan oleh Ooredoo Hutchison Asia Pte. Ltd, akan melaksanakan pengalihan saham hasil pembelian kembali (buyback).
07 Feb 2024 16:58
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) akan melakukan pemecahan saham (stock split) dengan rasio 1:2 atau nominal Rp50 akan menjadi Rp25 per saham.
29 Jan 2024 16:53
Jumlah investor pasar modal Indonesia tumbuh hingga 18,01% pada 2023 berkat tingginya minat investor ritel, menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).