JAKARTA - Pemerintah Indonesia bertujuan untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan (CAD) dengan memproduksi lebih banyak produk bernilai tambah di sektor energi, seperti baterai, dan meningkatkan konsumsi biodiesel (B30) di tahun-tahun mendatang.

Pernyataan itu adalah ringkasan dari Kementerian Koordinator Investasi dan Maritim Luhut Binsar Panjaitan pada pidato di Acara Upacara Peletakan Batu Pertama Menara Syariah di Jakarta pekan lalu.

Panjaitan menyatakan bahwa Indonesia akan mengambil langkah lebih maju dalam perekonomian dengan menerapkan produk ramah lingkungan, seperti baterai lithium. "Nickel ore sudah kita buat sampai turunannya dan akan berujung nanti pada lithium battery dan recycling, dan ini saya kira akan membuat Indonesia menjadi masuk dalam global supply change; dan itu akan sangat berpengaruh penurunan daripada current account deficit, kita, karena export kita sekarang sudah terlihat meningkat dengan export stainless steel dari Indonesia," katanya.

Menurutnya, Indonesia mengalami peningkatan ekspor baja anti karat - salah satu produk value added. Pada tahun 2021, Indonesia akan berada di peringkat kedua sebagai negara ekspor di dunia dengan nilai yang terus meningkat. Ekspor baja anti karat telah meningkat sejak tahun lalu senilai US$ 5,8 miliar, tahun ini, diperkirakan mencapai US$ 9 miliar, dan akan naik mencapai US$ 13,8 miliar. (LK/W)