JAKARTA. Berdasarkan survei yang diadakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022, masih terdapat perbedaan sebesar 35% antara tingkat financial literacy dan financial inclusivity.

“Tingkat financial literacy masih 49,68%, sementara financial inclusivity mencapai 85.1%,” Edwin Nurhadi, Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, menjelaskan lebih jauh saat ditemui di Konferensi Pers Peluncuran Acara SisBerdaya oleh DANA hari ini (14/3) di Jakarta.

Nurhadi juga menemukan bahwa perempuan memiliki kemampuan mengelola keuangan yang lebih baik dibandingkan laki-laki, yang diindikasikan dengan tingkat financial literacy wanita yang mencapai 50.33%, dibandingkan dengan laki-laki sebesar 49.05%. Namun, sebaliknya, tingkat financial inclusivity wanita lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Oleh karena itu, Nurhadi menyatakan dukungan OJK terhadap SisBerdaya, sebuah inisiatif berdampak sosial hasil kolaborasi antara DANA dan Ant Group yang bertujuan untuk membantu pebisnis wanita memajukan unit usaha mikro dan ultra-mikronya. Ia percaya bahwa program ini, dibantu oleh pemangku kepentingan lain, dapat meningkatkan tingkat financial literacy dan financial inclusivity di Indonesia, terutama kaum wanita, yang memiliki peran penting dalam ekonomi digital dan memimpin pergerakan UMKM di Indonesia.

SisBerdaya juga dapat dianggap sebagai program yang mendukung Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan, sebuah gerakan yang dicetuskan OJK pada bulan Juni tahun 2020 lalu. (ZH)