JAKARTA - Uang beredar per Februari 2023 tercatat Rp 8,3 kuadriliun, tumbuh 7,9% dari periode serupa tahun 2022. Di Januari 2023, pertumbuhan uang beredar 8.2% atau sebesar Rp 8,27 kuadriliun.

Erwin Haryono, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan uang beredar dipengaruhi aktiva dalam negeri yang tumbuh 2,3% sejalan tagihan kepada sektor lain dan modal.

Uang beredar terdiri atas, Aktiva Dalam Negeri Bersih (ADNB) tercatat Rp 6,37 kuadriliun dan Aktiva Luar Negeri Bersih (ALNB) Rp 1,92 kuadriliun masing-masing tumbuh 8,2% dan 7% dari Februari 2022. Di Januari 2023, ADNB dan ALNB tercatat Rp 6,37 kuadriliun dan Rp 1,89 kuadriliun, tumbuh masing-masing 8,7% dan 6,6% dari Januari 2022.  

Tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat (pempus) tercatat Rp 745,6 triliun, terkontraksi 19,6% di Februari 2023 dari periode serupa tahun lalu dan Tagihan bersih sistem moneteri kepada pempus pada Januari 2023 tercatat Rp 792,4 triliun, terkontraksi 20,5%. Ini disebabkan perkembangan tagihan sistem moneter kepada pempus sebesar 8,1% year on year (yoy) dan pada Januari 2023 tumbuh 6,5% yoy. (LK)