JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus dagang sebesar US$ 3,94 miliar, tumbuh dari Maret 2023 senilai US$ 2,83 miliar. Capaian itu melanjutkan pertumbuhan neraca dagang dalam 36 bulan terakhir sejak Mei 2020

Data BPS yang dikutip Selasa (16/5), ekspor dagagang tercatat sebanyak US$ 19,29 dan impor US$ 15,35 miliar. Capaian ini lebih rendah dari Maret 2023, yang mencatatkan ekspor sebanyak US$ 23,42 miliar dan impor US$ 50,29 miliar.

Adapun surplus neraca dagang ditopang komoditas nonmigas sebesar US$ 5,64 miliar, yang berasal dari komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan, serta besi baja. Komoditas migas defisit US$ 1,70 miliar, yang berasal dari minyak mentah dan hasil minyak.

Negara penyumbang surplus dagang terbesar antara lain, ekspor ke India US$ 1,11 miliar, Amerika Serikat (AS) US$ 913,8 juta, dan Filipina US$ 656,7 juta. Defisit neraca dagang berasal dari Australia minus US$ 431,5 juta, Thailand minus US$ 255,6 juta, dan Brasil minus US$ 216 juta. (LK)