JAKARTA – Modalku menyiapkan platformnya untuk memfasilitasi vendor dan perusahaan yang berkecimpung di sektor e-catalogue dan pengadaan berbasis elektronik (e-procurement), terutama mereka yang mengikuti proyek-proyek pemerintah, lewat program terbarunya yang bertajuk Modal Proyek.

Modal Proyek didesain untuk membantu penyedia jasa Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LSPE) yang membutuhkan kredit tanpa agunan untuk bepartisipasi dalam proyek pemerintah. “Banyak dari peminjam mengalami masalah ini, yaitu ketika mereka memenangkan tender dari pemerintah, namun tidak memiliki dana yang cukup. Di sanalah kami akan membantu,” Arthur Adisusanto, Country Head Indonesia Modalku, menjelaskan.

Dengan kredit yang ditawarkan hingga Rp1,5 miliar dan tenor 120 hari, bunga fasilitas ini dipatok mulai dari 1,25% per bulan.

Hingga April 2023, Modalku Group, yang tersebar di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, telah berhasil menyalurkan sekitar Rp48 triliun kredit pada penggunanya. Perusahaan juga berhasil mempertahankan Tingkat Keberhasilan Pengembalian Dana (TKB90) pada 95.70%. “Kami meningkatkan penagihan, rekstrukturisasi, dan asuransi. Ketiganya adalah strategi untuk menjaga TKB90 kami,” tambah Adisusanto.

Sebagai catatan, pada Maret 2023, Modalku telah memulai mengimplementasikan prinsip keberlanjutan dan praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam bisnisnya dengan fokus pada manusia, bumi, dan keuntungan. Perusahaan juga telah mengalokasikan pendanaan untuk UMKM yang terlibat dalam ekonomi keberlanjutan, ekonomi hijau, dan ekonomi sirkular. (ZH)