JAKARTA – Indonesia Maketing Association (IMA) mendorong anggotanya membuat program nyata yang mendorong pergerakan ekonomi mengacu kompetensi masing-masing. Saat ini, IMA memiliki 100 chapter dan 1.350 anggota di Indonesia.

Dalam siaran pers dikutip Senin (22/5), Suparno Djasmin, Presiden IMA menyampaikan harapanny agar seluruh chapter IMA bergerak membuat program nyata dengan memanfaatkan peluang pasca pandemic COVID-19.

“Saya berharap bahwa 100 chapter yang IMA yang tersebar di seluruh Indonesia mampu membuat program yang menggerakkan stakeholder atau pemangku kepentingan dengan program yang kongrit,” katanya dalam rapat kerja nasional (rakernas) IMA di Padang, Sumatera Barat, akhir pekan lalu.

Menurut dia, outlook ekonomi global belum menggembirakan karena kondisi sektor keuangan dunia masih terganggu oleh berbagai hal. Dicontohkannya, penutupan Silicon Valey Bank dan Credit Suisse di Eropa. Selain itu, inflasi tinggi di berbagai negara dampak dari inflasi Rusia ke Ukraina serta pengaruh adanya pendemi Covid-19.

Diungkapkannya inflasi global sudah mulai menurun dikarenakan intervensi dari mayoritas bank central, termasuk The Fed yang terus menaikkan suku bunga yang kini mencapai 5% atau naik selama 10 kali berturut-turut guna mengendalikan inflasi.

Menurut dia, Indonesia bertahan karena tingkat inflasi mulai membaik, yaitu lebih rendah dari akhir tahun 2022, yang saat itu berada di angka 5,5%. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap di kisaran Rp 15.000 per US$. (LK)