JAKARTA - Surplus neraca perdagangan anjlok pada Mei 2023 dibandingkan April 2023 seiring lonjakan impor. Nilai surplus dagang juga mengecil dibandingkan Mei 2022 karena penurunan ekspor non migas.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Jumat (16/6), surplus perdagangan Mei 2023 tercatat US$ 440 juta, lebih kecil dari April 2023 sebesar US$ 3,9 miliar. Capaian surplus Mei 2023 jauh di bawah surplus pada Mei 2022 sebesar US$ 2,9 miliar.

Penurunan surplus dagang disebabkan kenaikan 38,65% impor nonminyak-gas (migas) dan migas menjadi US$ 21,3 miliar pada Mei 2023 dari April 2023 tercatat US$ 15,3 miliar. Impor terdiri atas, nonmigas US$ 18,14 miliar, naik 46,42% dari April 2023 sebanyak US$ 12,39 miliar dan migas naik 6,09% menjadi US$ 3,14 miliar dari US$ 2,96 miliar.

Di sisi lain, per Mei 2023 ekspor naik 12,61% menjadi US$ 21,7 miliar dari April 2023 senilai US$ 19,3 miliar. Ekspor terdiri atas, nonmigas US$ 20,40 miliar, naik 13,18% dari US$ 18,03 miliar d April 2023 dan ekspor migas US$ 1,32 miliar, naik 4,48% dari US$ 1,26 miliar.

Surplus dagang ditopang komoditi nonmigas antara lain, bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan, serta besi baja. Negara yang menjadi kontributor utama dalam surplus perdagangan antara lain, Amerika Serikat (AS) US$ 1,06 miliar, diikuti Filipina US$ 839,1 juta, dan India US$ 818,7 juta. (LK)