ASII - PT. Astra International Tbk

Rp 4.800

+90 (+1,91%)

JAKARTA - Laba bersih PT Astra International Tbk (ASII) tergelincir 14% year-on-year (yoy) menjadi Rp7,5 triliun di akhir kuartal-I tahun 2024. Penurunan ini dibebani oleh lemahnya kinerja segmen-segmen andalannya, termasuk automotif serta alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi.

Berdasarkan siaran resmi ASII yang dikutip hari ini (30/4), penurunan laba bersih ini sejalan dengan pendapatan ASII, yang juga melandai 2% yoy menjadi Rp81,2 triliun pada akhir Q1 2024 dari Rp83 triliun di Q1 2023.

Dari segmen automotif, Gaikindo memang mencatat penjualan mobil nasional turun 24% menjadi 215 ribu unit pada Q1 2024. Senada dengan tren ini, penjualan mobil Astra pun terjun bebas 20% menjadi 120 ribu unit.

Untungnya, Astra Otoparts (AUTO) menunjukkan pertumbuhan laba 10% yoy menjadi Rp475 miliar di Q1 2024, berkat aktivitas ekspornya yang menggantikan kinerja penjualan domestik yang melemah.

Segmen pertambangan, yang sebagian besar diwakili oleh United Tractors (UNTR), juga melaporkan kinerja laba yang kurang memuaskan, jatuh 15% yoy menjadi Rp2,8 triliun. Sementara itu, UNTR sendiri melaporkan penurunan laba bersih 15% yoy menjadi Rp4,5 triliun.

"Anak usaha pertambangan batu bara milik United Tractors (UNTR) melaporkan pertumbuhan 33% yoy pada penjualan batu bara menjadi 4 juta ton, namun pendapatan turun akibat rendahnya harga batu bara," sambung manajemen ASII.

Perlu diketahui, segmen automotif, jasa keuangan, serta alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi adalah tiga segmen dengan kontribusi terbanyak terhadap total laba bersih ASII.

Automotif berkontribusi 36,8%, diikuti jasa keuangan 28%, sementara alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi menyumbang paling banyak, yaitu 37% dari laba bersih ASII di Q1 2024. Wajar jika lemahnya kinerja ASII sejalan dengan lemahnya kedua segmen tersebut.

Di sisi lain, segmen infrastruktur dan logistik merekam pertumbuhan laba bersih tertinggi, naik 24% yoy menjadi Rp251 miliar, dipicu naiknya pendapatan tol dan kinerja Serasi Autoraya.

Peningkatan laba bersih juga terlihat pada segmen teknologi informasi, naik 16% yoy menjadi Rp22 miliar, segmen jasa keuangan, naik 12% yoy menjadi Rp2,1 triliun, dan segmen agribisnis, naik 3% yoy menjadi Rp184 miliar.

Sehubungan dengan melemahnya kinerja finansial dan saham ASII, perseroan tampak tetap optimis. "Astra memiliki portofolio yang beragam dan terdiversifikasi dengan baik. Semua segmen memberikan pertumbuhan yang konsisten, dengan CAGR 5 tahun terakhir mencapai 9%," klaim Djony Bunarto Tjondro, Direktur Utama Astra Group, saat ditemui di Konferensi Pers RUPST ASII hari ini (30/4). (ZH)