JAKARTA - Kebutuhan pembiayaan korporasi pada Agustus 2023 diprakirakan melambat dibandingkan Juli 2023. Yang mana, sumber pembiayaan korporasi utamanya berasal dari internal perusahaan (laba ditahan).

Dikutip dari Survei Penawaran dan Permintaan Pembayaran Perbankan (SP-P3) pada Mei 2023 yang dikutip Rabu (21/6) menyebutkan indikasi kebutuhan pembiayaan korporasi tetap tinggi pada Agustus 2023 terlihat dari Saldo Bersih Tertimbang (STB) tercatat 23,2%, lebih rendah dari SBT Juli 2023 di posisi 29%.

Pertumbuhaan pembiayaan korporasi diprakirakan pada sektor Jasa Keuangan 1,9%, Infokom 1,5%, Jasa Perusahaan 0,9%. Sedangkan pelambatan pembiayaan pada sektor Konstruksi 1,8%, Pertambangan 0,0%, dan Pertanian 7%. Penurunan ini imbas dari permintaan dari mitra dagang yang masih lemah 38,1% dan pesimisme akan peningkatan masyarakat 19%.

Survei BI menyebutkan kebutuhan pendanaan akan berasal dari internal (Laba ditahan) 72,9% dan pengajuan kredit baru ke perbankan 14%. Kebutuhan pembiayaan dari fasilitas kelonggaran tarik 11,6%, lebih rendah dari bulan sebelumnya 16,1%.

Sementara itu, sumber pembiayaan korporasi pada Mei 2023 tercatat 12,5% (SBT), lebih rendah dari April 2023 tercatat 19,8%. Kebutuhan pembiayaan tetap positif didorong sektor Jasa Keuangan. Pelambatan terjadi pada Pertambangan dan penurunan pada sektor perdagangan dan Infokom, yang dipicu penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik dan ekspor. (LK)