AGRS - PT. Bank IBK Indonesia Tbk

Rp 74

-1 (-1,00%)

JAKARTA – PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS), bank hasil merger antara PT Bank Agris Tbk dan PT Bank Mitraniaga Tbk, mencatatkan laba bersih sebesar Rp187 miliar pada akhir tahun 2023. Angka ini 80% year-on-year (yoy) lebih tinggi dari pencapaian laba bersih tahun 2022 sebesar Rp103 miliar.

Lonjakan ini didorong oleh penyaluran kredit yang tumbuh hingga 16,5% yoy pada tahun 2023, menjadi sebesar Rp9,4 triliun.

Sebagian besar kredit AGRS pada 2023 disalurkan untuk segmen korporasi, yang mencapai Rp7,87 triliun. Berikutnya sebagian besar kredit disalurkan untuk segmen UKM dan kredit konsumen, dengan nilai penyaluran masing-masing sebesar Rp1,48 triliun dan Rp36 miliar.

Berdasarkan Paparan Publik Bank IBK Indonesia hari ini (13/2), kredit korporasi terlihat melesat paling jauh, hingga 19,3% yoy.

Sebagai bank di bawah grup Industrial Bank of Korea (IBK), manajemen mengaku distribusi kredit korporasi tidak akan hanya terpusat pada perusahaan-perusahaan Korea yang beroperasi di Indonesia.

“Kami tidak membedakan antara korporasi Korea dan Indonesia. Fokus kami juga akan meningkatkan porsi distribusi kredit pada korporasi Indonesia,” sambung Oh In Taek, Direktur Utama Bank IBK Indonesia, dalam bahasa Korea.

Sementara itu, sesuai dengan kekuatannya di segmen korporasi, Bank IBK Indonesia juga akan meningkatkan kredit konsumennya melalui akuisisi target pasar pekerja kantoran.

“Kami akan menambah nasabah karyawan dalam sebuah perusahaan untuk dapat menggunakan produk kami,” sambung Oh.

Berbicara mengenai target kredit, AGRS menyasar pertumbuhan sekitar 34% yoy, atau naik Rp3 triliun, di akhir tahun 2024. Dalam jangka panjangnya, bank bahkan menargetkan pertumbuhan kredit hingga Rp17 triliun pada akhir 2025, dan Rp40 triliun di akhir 2030.

Seiring dengan hal itu, AGRS juga turut mendorong kenaikan masif pada laba bersih, menargetkan Rp400 miliar di tahun 2025 dan Rp1 triliun di tahun 2030.

“Kami memiliki capital yang sangat kuat, yang akan digunakan untuk memperluas dari sisi kredit, sehingga meningkatkan profit kami, terutama dari peningkatan DIM dan pendapatan bunga,” jelas Oh.

Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank IBK Indonesia memang terhitung sangat besar. Hingga akhir 2022, CAR-nya berkisar di angka 46%. (ZH)