JAKARTA - Total ekspor China ke negara mitra dagangnya di kawasan ASEAN dan Uni Eropa melesat masing-masing 21% dan 8%, namun sebaliknya ke Amerika Serikat (AS) ambles 21%.

Mengutip The Straits Times pada Jumat (9/5), realisasi ekspor China ke negara sejumlah negara mitra dagangnya melampaui perkiraan awal, sebelum Presiden Donald J. Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada 2 April 2025.

Pada bulan pertama pengumuman kebijakan tarif resiprokal itu, total ekspor China tumbuh 8,1%, lebih tinggi 2% di atas estimasi. Kenaikan ini didorong permintaan bahan baku dari luar negeri, seiring 90 hari jeda penerapan tarif AS.

Di sisi lain, impor China dari AS juga turun hampir 14% setelah kebijakan tarif resiprokal itu.

Dan Wang, Direktur wilayah China di Eurasia Group, menyampaikan saat ini sejumlah negara ASEAN mempercepat produksinya selagi AS masih memberikan jeda 90 hari hingga Juli 2025.

"Produksi mereka sangat bergantung pada ekspor bahan baku dan masukan untuk industri dari Tiongkok," katanya.

Sejumlah pihak kini menyebut masa depan perdagangan AS dan China, akan bergantung pada hasil negosiasi antara kedua negara tersebut, yang dijadwalkan berlangsung di Swiss akhir pekan ini. (LK/KR)