JAKARTA – Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China di Swiss akhir pekan lalu, telah mengangkat sentimen di pasar global pada awal pekan ini.

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menyebut hasil negosiasi tersebut diharapkan turut mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (14/5) hari ini.

Walaupun di sisi lain, kata Liza, kesepakatan AS-China hanya bersifat sementara. Seperti dilaporkan IDNFinancials.com sebelumnya, kedua negara dengan ekonomi terbesar itu sepakat untuk saling menurunkan tarif impor selama 90 hari.

“Karena kesepakatan ini belum menyelesaikan masalah struktural, penguatan IHSG kemungkinan bersifat terbatas dan masih rawan koreksi,” ungkap Liza, dalam catatan risetnya.

Ia menambahkan sejumlah analis dari institusi keuangan global seperti Macquarie, menyebut hasil negosiasi AS-China tak seperti solusi perdamaian jangka panjang. Namun hanya sebagai “langkah taktis yang disepakati bersama”.

Sementara itu Analis di Citi menekankan bahwa kompromi perdagangan AS bersama China, belum tentu dapat dukungan penuh dari basis politik Trump.

Berkaca dengan perang dagang 2018-2019, lanjut Liza, Kiwoom Research masih berusaha konservatif dalam menyikapi perkembangan perang dagang AS-China. “Jeda waktu 90 hari kala itu tidak membuahkan hasil yang konkret,” imbuhnya.

Dalam waktu dekat ini, Liza menyebut IHSG rentan mengalami koreksi di area 6.970 sampai angka bulat 7.000, yang berfungsi sebagai resistance psikologis.

“Apabila level krusial ini mampu ditembus, maka mungkin terbuka jalan menuju IHSG sekitar target 7.100-7.150 sampai end of this month,” jelas Liza. (KR)