JAKARTA – Akronim TACO (Trump Always Chickens Out) yang dipakai para pelaku industri keuangan untuk menggambarkan langkah Presiden Amerika Donald Trump, yang kerap memutuskan sesuatu yang tak lama kemudian ia batalkan, kini semakin trending.

Secara harfiah, "chicken out" adalah ungkapan informal yang berarti mundur atau takut melanjutkan sesuatu, terutama saat menghadapi tekanan atau risiko.

Jadi, “Trump Always Chickens Out” artinya adalah “Trump Selalu Mundur” atau "Trump Selalu Mengurungkan Niatnya."

Dalam konteks ini, frasa tersebut menyindir Trump sering membuat ancaman keras, seperti tarif atau sanksi, tapi kemudian menarik kembali ancaman tersebut sebelum benar-benar dilaksanakan.

Di Kantor Oval, West Wing, kantor resmi presiden Amerika, Washington DC, pada hari Rabu (28/5), seperti dikutip dari Economictimes.Indiatimes, Presiden Donald Trump ditanya tanggapannya oleh wartawan tentang TACO yang sedang naik daun di Wall Street.

Tanggapannya langsung dan lugas. “Saya mundur? Oh, saya belum pernah dengar itu,” katanya sambil menyeringai. Lalu disusul dengan sikap defensif. “Tapi jangan pernah katakan apa yang baru saja Anda katakan,” ujar Trump kepada wartawan itu.

“Itu pertanyaan yang kejam. Menurut saya, itu pertanyaan paling kejam.”

Istilah ini, yang diciptakan oleh kolumnis Financial Times Robert Armstrong, menggambarkan sebuah tren yang menurut para investor telah mereka amati. Ketika Trump mengumumkan tarif baru yang agresif, pasar sering kali turun.

Namun, saat ia mundur—terkadang hanya dalam hitungan hari—pasar kembali naik. Ini telah menjadi semacam buku panduan di lantai perdagangan.

Armstrong, yang menulis newsletter "Unhedged" untuk Financial Times, menjelaskan bagaimana ide tersebut muncul.

“Saya butuh cara singkat dalam newsletter saya untuk menggambarkan pola ini. Karena ini adalah pola yang penting di pasar. Mungkin saya juga sedang lapar, jadi saya pun menciptakan akronim TACO,” katanya kepada Axios.

Awalnya, itu hanyalah lelucon internal, tetapi segera muncul dalam catatan para pialang dan, akhirnya, menjadi judul berita di media dan kini, bahkan menjadi pertanyaan kepada presiden itu sendiri.

Para investor telah mengamati pola ini dengan cermat. Setelah ancaman terbaru Trump untuk mengenakan tarif 50% terhadap impor Uni Eropa mulai 1 Juni, saham sempat turun.

Namun ketika ia menunda tindakan tersebut hingga 9 Juli setelah menerima panggilan dari para pemimpin Uni Eropa, pasar pun pulih kembali usai libur Memorial Day.

“Perdagangan TACO itu nyata,” kata seorang trader Wall Street yang berbicara secara anonim.

“Setiap kali ada ancaman, Anda tinggal menunggu pembalikannya. Itu seperti sinyal khas Trump di meja poker.” Perselisihan tarif ala Trump semakin sering terjadi dan makin tidak terduga. Awal tahun ini, ia menaikkan tarif atas impor dari Tiongkok hingga 145%.

Namun setelah adanya penolakan dari investor dan upaya diplomatik, ia menurunkannya—pertama menjadi 100%, lalu akhirnya turun hingga 30%.  Kini para trader menganggap ancaman awal Trump sebagai gertakan dan mereka menunggu pembatalan kebijakan itu sebelum kembali masuk ke pasar.

“Itu yang kalian sebut mundur?” balas Trump saat ditanya soal TACO. “Itu namanya negosiasi,” katanya. “Kalau saya berhasil membuat mereka menyerah, saya turunkan angkanya.”

Ia menunjuk pada perkembangan terbaru dengan Uni Eropa. Pekan lalu, Trump mengancam akan mengenakan tarif 50% atas barang-barang dari Uni Eropa mulai 1 Juni. Saham pun langsung anjlok tajam.

Namun dalam hitungan hari, ia mengatakan akan menunda langkah tersebut hingga 9 Juli setelah apa yang ia sebut sebagai pembicaraan yang menjanjikan.

“Mereka menelepon dan berkata, ‘Tolong, mari bertemu sekarang juga,’” ujar Trump. “Jadi saya bilang, oke.”

Trump bersikeras bahwa ini adalah bagian dari strategi memaksa negara lain duduk di meja perundingan. “Kalau saya berhasil membuat mereka menyerah, saya turunkan angkanya.” (DH/MT)