JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio mengumumkan pada 28 Mei bahwa Amerika Serikat akan mulai mencabut visa para pelajar Tiongkok, termasuk mereka yang memiliki hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

“AS akan mulai mencabut visa para pelajar Tiongkok, termasuk mereka yang memiliki hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok atau yang sedang belajar di bidang-bidang strategis,” tulis Rubio di platform X.

Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi tindakan tersebut dalam siaran pers singkat, menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk secara agresif mencabut visa.

Departemen ini juga akan merevisi kriteria visa dan meningkatkan pengawasan terhadap seluruh aplikasi visa yang akan datang dari Tiongkok dan Hong Kong.

Menurut Departemen Luar Negeri, seperti dikutip Epoch Times, rezim Tiongkok memantau pelajar-pelajarnya di luar negeri melalui organisasi Asosiasi Pelajar dan Cendekiawan Tiongkok (CSSA).

Beberapa cabang CSSA di AS secara terbuka mengakui bahwa mereka diarahkan, didukung, atau dibiayai oleh konsulat Tiongkok. FBI memperingatkan di situs resminya bahwa PKT menggunakan mahasiswa pascasarjana dan peneliti pascadoktoral di bidang seperti teknik, sains, dan matematika untuk beroperasi sebagai pengumpul non-tradisional properti intelektual.

“Tiongkok adalah pelanggar utama hak kekayaan intelektual di dunia. Biaya tahunan terhadap ekonomi AS akibat barang palsu, perangkat lunak bajakan, dan pencurian rahasia dagang berkisar antara $225 miliar hingga $600 miliar,” tulis FBI.

Pengumuman Rubio ini datang dua bulan setelah Partai Republik di DPR mengangkat isu visa pelajar Tiongkok pada 14 Maret.

Disampaikan sebagian oleh Anggota DPR Riley Moore (R-W. Va.), RUU berjudul “Stop Chinese Communist Prying by Vindicating Intellectual Safeguards in Academia Act of 2025” atau disingkat “Stop CCP VISAs Act of 2025”, akan melarang warga negara Tiongkok mendapatkan visa pelajar, dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional terkait PKT.

Sebelumnya masyarakat AS juga mengimbau agar pemerintah AS memulangkan pelajar dan mahasiswa Tiongkok, termasuk putri Presiden China Xi Jinping. (DH)