CEO MEDC Roberto Lorato: Laba turun karena smelter masih baru

JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencetak laba bersih US$18 juta dikuartal pertama 2025, anjlok 81% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$94,08 juta.
“Penurunan laba utama disebabkan oleh kerugian bersih dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) selama proses penyelesaian commissioning smelter baru,” kata Roberto Lorato, Direktur dan Chief Executive Officer MEDC, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (30/5) kemarin.
Meskipun demikian, Roberto menambahkan, AMMN berhasil memproduksi tembaga sebanyak 37 Mlbs dan emas 32 Koz. Produksi perdana katoda tembaga telah berhasil dicapai pada kuartal pertama 2025 dan sudah diekspor pada awal April, sementara fasilitas pemurnian logam mulia dijadwalkan memulai commissioning pada kuartal dua 2025.
Di sisi operasional, pada akhir Maret 2025 EBITDA perseroan tercatat sebesar US$332 juta, menunjukkan peningkatan dibanding kuartal sebelumnya.
Hal ini didukung oleh pengelolaan biaya yang proaktif, meskipun ada penurunan musiman pada permintaan gas.
"Hasil EBITDA yang solid ini mencerminkan kekuatan fundamental dan kinerja operasional MedcoEnergi,” kata Roberto.
Sementara itu, produksi minyak dan gas MedcoEnergi mencapai 143 mboepd pada akhir maret 2025. Angka dipengaruhi oleh penurunan musiman permintaan gas dan kegiatan pemeliharaan terjadwal di Lapangan Senoro, dengan biaya produksi kas per unit USD8,4/boe.
Di South Natuna Sea Block B, Lapangan Terubuk dan Forel telah mulai berproduksi dan diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Kedua lapangan ini diharapkan memproduksi hingga 20.000 BOPD dan 60 MMSCFD.
Sektor ketenagalistrikan MedcoEnergi membukukan penjualan 871 GWh pada kuartal pertama 2025, lebih rendah dibandingkan 1.146 GWh pada periode sebelumnya. Penurunan ini diakibatkan oleh pemeliharaan PLTGU Riau dan gempa bumi dekat fasilitas Geotermal Sarulla, serta banjir di PLTS Sumbawa.
Dampak negatif ini sebagian diimbangi oleh beroperasinya proyek Geotermal Ijen Fase 1 berkapasitas 35 MW pada Februari. Selain itu, pembangunan proyek PLTS Bali Timur berkapasitas 25 MWp telah selesai dan ditargetkan beroperasi komersial pada Juni 2025.
Presiden Direktur MedcoEnergi, Hilmi Panigoro, menegaskan bahwa kinerja ini menunjukkan disiplin keuangan, ketahanan operasional, dan komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan berkelanjutan.
“MEDC akan terus memperkuat portofolio usaha dan mencari peluang baru untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan,” ujar Hilmi. (DH)