Trump gandakan tarif impor baja dan alumunium jadi 50%

PENNSYLVANIA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan akan menggandakan tarif impor baja dan aluminium dari yang sebelumnya 25% menjadi 50%, mulai hari Rabu (3/6).
Berbicara dalam sebuah kampanye di Pittsburgh, Pennsylvania , seperti dikutip BBC (31/5), Trump mengatakan langkah ini akan membantu meningkatkan industri baja lokal dan pasokan nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan impor pada Tiongkok.
Dana sebesar US$14 miliar, lanjut dia, akan diinvestasikan dalam produksi baja di wilayah itu melalui kemitraan antara US Steel dan Nippon Steel dari Jepang.
Namun, rincian mengenai kemitraan ini masih belum jelas dan kedua perusahaan belum mengonfirmasi adanya kesepakatan. Pengumuman ini menjadi langkah terbaru dalam pendekatan Trump yang naik turun terhadap tarif--atau kini dikenal dengan akronim TACO (Trump Always Chicken Out)--sejak kembali menjabat pada bulan Januari.
"Tidak akan ada PHK dan tidak akan ada outsourcing sama sekali, dan setiap pekerja baja AS akan segera menerima bonus sebesar $5.000 yang memang pantas mereka dapatkan," ujar Trump kepada kerumunan yang dipenuhi para pekerja baja, disambut tepuk tangan meriah.
Salah satu kekhawatiran utama dari para pekerja baja terhadap kesepakatan dagang AS-Jepang adalah bagaimana Jepang akan menghormati kontrak serikat pekerja yang mengatur tentang upah dan perekrutan.
Trump memulai pidatonya dengan mengatakan bahwa ia telah menyelamatkan US Steel, produsen baja terbesar di Amerika yang berbasis di Pittsburgh, melalui tarif 25% atas baja yang ia terapkan selama masa jabatan pertamanya pada tahun 2018.
Ia mempromosikan kenaikan tarif menjadi 50% sebagai cara untuk menjamin kelangsungan hidup US Steel. "Dengan tarif 50%, mereka tidak akan bisa lagi menyeberangi pagar," katanya. "Kita akan kembali menjadikan baja Pennsylvania sebagai tulang punggung Amerika, seperti belum pernah terjadi sebelumnya."
Industri manufaktur baja AS telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, sementara Tiongkok, India, dan Jepang terus melaju sebagai produsen baja terbesar di dunia. Sekitar seperempat dari seluruh baja yang digunakan di AS merupakan baja impor, dan ketergantungan negara ini pada baja dari Meksiko dan Kanada telah membuat Trump geram.
Pengumuman ini muncul di tengah pertempuran hukum terkait legalitas beberapa tarif global yang diberlakukan Trump, yang kini diizinkan untuk dilanjutkan oleh Pengadilan Banding setelah sebelumnya Pengadilan Perdagangan Internasional memerintahkan Trump untuk menghentikan kenaikan tarif tersebut. Namun, tarif Trump terhadap baja dan aluminium tidak termasuk dalam gugatan tersebut. (DH)