BBCA - PT. Bank Central Asia Tbk

Rp 9.800

+50 (+0,51%)

JAKARTA. Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama Bank BCA meraih penghargaan sebagai the Best CEO In The Most Valuable Company setelah Jahja berhasil membawa perusahaannya berkinerja sangat baik, secara kinerja keuangan maupun performa sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Penghargaan tersebut disematkan oleh Tempo.co dan IDNFinancials.com pada akhir pekan lalu di Hotel Sofitel, Nusa Dua Resort, Bali.

Jahja mendapat penghargaan tersebut karena berhasil menciptakan pertumbuhan kinerja keuangan yang terus berlanjut dalam 5 tahun terakhir. Bahkan di saat krisis pandemi Covid-19, kinerja BCA hanya turun sedikit dan pulih Kembali dengan cepat.

Sebagai the most valuable company, kinerja Bank BCA terus memperlihatkan pertumbuhan yang sangat baik. Di Tengah pandemi Covid-19 misalnya, Bank BCA masih bisa mempertahankan perolehan net income sebesar Rp27,1 triliun pada 2020, hanya turun sedikit dari posisi sebelum pandemi yakni Rp28,6 triliun pada tahun 2019. Hanya dalam hitungan bulan BCA mengalami keterpurukan yakni Maret hingga Agustus 2020. BCA pun dengan cepat pulih  bahkan net income pada 2021 melejit menjadi Rp31,4 triliun dan terus melempat menjadi Rp40,7 triliun di tahun 2022. Dari sisi cost to income pun mengalami perbaikan sehingga yang pada tahun 2019 masih di level 41,3% maka pada tahun 2022 menjadi 33,9%. Return on equity juga mengalami peningkatan dari 18% pada 2019 menjadi 21,7% di tahun 2022.

Dalam performanya di bursa, saham Bank BCA juga menjadi salah satu saham perbankan yang valuable karena harga saham yang terus meningkat. Harga pun terus naik setelah manajemen Bank BCA  melakukan stock split 1:5 dan jumlah saham menjadi 123.275.050.000 saham dari 24,655,010,000 saham. Seiring dengan bertambahnya jumlah saham, stock split membuat saham semakin likuid dan harganya terus meningkat karena menjadi lebih terbeli dibandingkan sebelum stock split. Sehingga kapitalisasi pasar dari Bank BCA menempati urutan pertama dari 900 lebih Perusahaan publik, menembus Rp1 quadriliun lebih.

Jahja berhasil menempatkan BCA pada level The Best Valuable Company karena dukungan strategi yang diciptakan oleh Tim work melalui sejumlah terobosan (breakthrough) seperti zoom, virtual meeting dan pameran digital. Terobosan itu dilakukan tepat pada saat pandemi karena pendapatan yang turun drastis terutama pada pinjaman perumahan (KPR) dan untuk pembelian mobil (KKB). Jahja dalam wawancara khusus dengan IDNFinancials.com beberapa waktu lalu memberikan gambaran betapa terpuruknya di bulan awal pandemi sehingga pembiayaan KPR yang per bulannya sampai Rp2 triliun, anjlok hanya Rp800 miliar. Demikian juga pembiayaan KKB yang biasanya Rp1,6 triliun anjlok hanya Rp80 miliar.

BCA melakukan terobosan dengan menyulap ruangan menjadi ruang pamer virtual melalui website sehingga nasabah bisa merasakan seperti masuk ke dunia pameran yang sebenarnya. Rumah difoto dan bisa dilihat dalam posisi 360 derajat demikian juga mobil yang dijual dibuat mock up nya. BCA pun bekerjasama dengan developer dan dealer mobil untuk mendorong pameran virtual itu. Dengan terobosan itu, jumlah pembiayaan KPR dan KKB perlahan terus meningkat dan menutup tahun 2020, pembiayaan untuk mobil menyentuh Rp1 triliun per bulan dari yang hanya Rp80 miliar di bulan awal pandemi.

“Edukasi kepada nasabah untuk menggunakan teknologi digital adalah hal terpenting. Namun kami tetap menurunkan Tim dari orang-orang cabang untuk berkomunikasi dengan nasabah. Visualisasinya memang virtual tapi tidak semata digital,” ujar Jahja. Dia pun mengerahkan seluruh cabang yang berjumlah 1.251 cabang, 4200 petugas Halo BCA dan call center.  Dengan terobosan pameran virtual, akselerasi meningkat dan cost lebih efisien karena event hanya satu tetapi sudah bisa mencakup seluruh Indonesia. Pada tutup buku 2021 dan 2022, kondisi mulai pulih dan pembiayaan pun terus meningkat. Jika sebelum pandemi transaksi untuk KPR sebesar Rp2 triliun, pada tahun 2021 sudah mencapai Rp3 triliun/bulan dan KKB dari Rp1,8 triliun dan turun menjadi  Rp80 milair/bulan, seiring dengan meredanya Covid-19 telah naik menjadi Rp2,4 triliun

Strategi lain yang menjadikan Bank BCA meraih penghargaan sebagai valuable company adalah pengembangan pembayaran secara digital, yang telah dilakukan sebelum pandemi. Pandemi telah memaksa Masyarakat beradaptasi dengan digital payment. Digital payment telah menghasilkan fee based income baru bagi BCA seiring dengan meningkatkan jumlah e-commerce yang telah melahirkan pembayaran secara virtual sehingga ada virtual account fee, top up fee untuk e-wallet.

Digital payment ini menyebabkan cost of fund makin lama mengecil dan CASA menjadi murah. “Semua strategi itu menyebabkan profitability Kami meningkat,” kata Jahja menegaskan. Di sisi lain BCA juga harus menjaga kualitas kredit dengan NPL (Net Performing Loan) tetap terjaga.

Dengan digital payment, jumlah transaksi terus melejit. Jika sebelum Covid hanya 10 juta transaksi, kini sudah mencapai 140 juta transaksi, 14x lipat kenaikannya. Jumlah transaksi dari 1251 cabang saat ini per hari mencapai 110 juta-140 juta transaksi. Dari jumlah itu, 99.6% itu dilakukan di luar cabang dan hanya 0,4% transaksi yang dilakukan di cabang. Dari sisi nilai transaksi masih tergolong besar karena karena setoran tunai dalam jumlah besar, penarikan jumlah besar, cek giro, kliring, yang jumlahnya miliaran masih harus datang ke kantor cabang.

Di bawah kepemimpinan Jahja, beberapa strategi tersebut telah mengangkat Bank BCA menjadi The Best Valuable Company karena performa harga saham di bursa telah mencerminkan kinerja keuangan sesungguhnya sehingga Bank BCA berhasil menjadi emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar menembus Rp1 quadriliun lebih. Itulah sejumlah alasan bagi Tempo.co dan IDNFinancials.com menganugerahkan Jahja Setiaatmadja sebagai The Best CEO In The Most Valuable Company.

Pemberian apresiasi ini melalui sejumlah tahapan pengumpulan data dan riset, di antaranya laporan keuangan dan keberlanjutan perusahaan, serta wawancara secara tatap muka ataupun virtual kepada para CEO maupun melalui jawaban tertulis.

Pemberian penghargaan juga dimeriahkan dengan Talkshow bertema: Menuju Indonesia Emas 2045, dan menghadirkan pembicara 4 CEO dari Perusahaan besar dan ternama, yaitu Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra, Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk David Hidayat, Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Christian Kartawijaya dan Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk Nicolas D Kanter. (AM)