JAKARTA. Universitas Pertahanan telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan 3 perusahaan asal Perancis dan Swedia, dalam rangka mengantisipasi krisis air yang akan datang.

MoU tersebut ditandatangani dalam rangkaian Water Security Seminar - Technology For Indonesia, yang dilaksanakan pada Jumat (22/9) hari ini di Universitas Pertahanan. Acara yang diinisiasi bersama Indonesia Business Post Media ini, dihadiri sejumlah tokoh penting. Mulai dari Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Rektor Universitas Pertahan RI Mayor Jenderal TNI Jonni Mahroza, lebih dari 15 pakar air internasional, hingga perusahaan teknologi di bidang konservasi dan ketahanan air dari dalam negeri dan luar negeri .

Jonni Mahroza mengatakan dalam keterangan resminya bahwa agenda ini merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan solusi ketahanan sumber daya air, menggunakan teknologi paling mutakhir. “Kegiatan seminar ini sebagai tindak lanjut dari seruan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada Universitas Pertahanan RI pada 20 September 2022 untuk meneliti teknologi sumber air untuk mengatasi krisis air di Indonesia," kata Mahroza.

Sementara itu Annelis Putri, Pendiri dan Direktur Indonesia Business Post, menyampaikan bahwa belasan perusahaan dan pakar teknologi ketahanan air yang dihadirkan dalam agenda tersebut, dapat mendukung revolusi manajemen dan ketahanan air Indonesia.

Menurut Mahroza, kondisi water security di Indonesia saat ini sedang menuju ke krisis air. Hal ini ditandai dengan terjadinya kekeringan di sejumlah daerah, mulai dari Nusa Tenggara (NTT dan NTB), Maluku, Jawa (Gunung Kidul), serta terjadinya banjir di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya.

Kolaborasi riset dan pengembangan teknologi ketahanan air

3 perusahaan asal Perancis dan Swedia yang terlibat dalam kerja sama dengan Universitas Pertahanan yaitu Osmosun (Perancis), Bluwater (Swedia), dan Ellipse Projects (Perancis). Nantinya ketiga perusahaan ini akan menggelar sejumlah program bersama dengan Universitas Pertahanan untuk menjawab tantangan krisis air.

Osmosun, dengan pengalaman di bidang teknologi desalinasi air, akan bekerja sama dengan Universitas Pertahanan untuk membuat program akses air di pulau-pulau terpencil. Kemudian Bluewater, dengan pengalaman di bidang solusi air darurat dan kebencanaan, akan bekerja sama untuk pengembangan ketahanan air di daerah rawan bencana.

Sementara itu Ellipse Projects, akan bekerja sama untuk melaksanakan penelitian digital mengenai ketahanan air bersama Universitas Pertahanan. (KR)

JAKARTA. Universitas Pertahanan telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan 3 perusahaan asal Perancis dan Swedia, dalam rangka mengantisipasi krisis air yang akan datang.

MoU tersebut ditandatangani dalam rangkaian Water Security Seminar - Technology For Indonesia, yang dilaksanakan pada Jumat (22/9) hari ini di Universitas Pertahanan. Acara yang diinisiasi bersama Indonesia Business Post Media ini, dihadiri sejumlah tokoh penting. Mulai dari Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Rektor Universitas Pertahan RI Mayor Jenderal TNI Jonni Mahroza, lebih dari 15 pakar air internasional, hingga perusahaan teknologi di bidang konservasi dan ketahanan air dari dalam negeri dan luar negeri .

Jonni Mahroza mengatakan dalam keterangan resminya bahwa agenda ini merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan solusi ketahanan sumber daya air, menggunakan teknologi paling mutakhir. “Kegiatan seminar ini sebagai tindak lanjut dari seruan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada Universitas Pertahanan RI pada 20 September 2022 untuk meneliti teknologi sumber air untuk mengatasi krisis air di Indonesia," kata Mahroza.

Sementara itu Annelis Putri, Pendiri dan Direktur Indonesia Business Post, menyampaikan bahwa belasan perusahaan dan pakar teknologi ketahanan air yang dihadirkan dalam agenda tersebut, dapat mendukung revolusi manajemen dan ketahanan air Indonesia.

Menurut Mahroza, kondisi water security di Indonesia saat ini sedang menuju ke krisis air. Hal ini ditandai dengan terjadinya kekeringan di sejumlah daerah, mulai dari Nusa Tenggara (NTT dan NTB), Maluku, Jawa (Gunung Kidul), serta terjadinya banjir di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya.

Kolaborasi riset dan pengembangan teknologi ketahanan air

3 perusahaan asal Perancis dan Swedia yang terlibat dalam kerja sama dengan Universitas Pertahanan yaitu Osmosun (Perancis), Bluwater (Swedia), dan Ellipse Projects (Perancis). Nantinya ketiga perusahaan ini akan menggelar sejumlah program bersama dengan Universitas Pertahanan untuk menjawab tantangan krisis air.

Osmosun, dengan pengalaman di bidang teknologi desalinasi air, akan bekerja sama dengan Universitas Pertahanan untuk membuat program akses air di pulau-pulau terpencil. Kemudian Bluewater, dengan pengalaman di bidang solusi air darurat dan kebencanaan, akan bekerja sama untuk pengembangan ketahanan air di daerah rawan bencana.

Sementara itu Ellipse Projects, akan bekerja sama untuk melaksanakan penelitian digital mengenai ketahanan air bersama Universitas Pertahanan. (KR)

JAKARTA. Universitas Pertahanan telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan 3 perusahaan asal Perancis dan Swedia, dalam rangka mengantisipasi krisis air yang akan datang.

MoU tersebut ditandatangani dalam rangkaian Water Security Seminar - Technology For Indonesia, yang dilaksanakan pada Jumat (22/9) hari ini di Universitas Pertahanan. Acara yang diinisiasi bersama Indonesia Business Post Media ini, dihadiri sejumlah tokoh penting. Mulai dari Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Rektor Universitas Pertahan RI Mayor Jenderal TNI Jonni Mahroza, lebih dari 15 pakar air internasional, hingga perusahaan teknologi di bidang konservasi dan ketahanan air dari dalam negeri dan luar negeri .

Jonni Mahroza mengatakan dalam keterangan resminya bahwa agenda ini merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan solusi ketahanan sumber daya air, menggunakan teknologi paling mutakhir. “Kegiatan seminar ini sebagai tindak lanjut dari seruan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada Universitas Pertahanan RI pada 20 September 2022 untuk meneliti teknologi sumber air untuk mengatasi krisis air di Indonesia," kata Mahroza.

Sementara itu Annelis Putri, Pendiri dan Direktur Indonesia Business Post, menyampaikan bahwa belasan perusahaan dan pakar teknologi ketahanan air yang dihadirkan dalam agenda tersebut, dapat mendukung revolusi manajemen dan ketahanan air Indonesia.

Menurut Mahroza, kondisi water security di Indonesia saat ini sedang menuju ke krisis air. Hal ini ditandai dengan terjadinya kekeringan di sejumlah daerah, mulai dari Nusa Tenggara (NTT dan NTB), Maluku, Jawa (Gunung Kidul), serta terjadinya banjir di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya.

Kolaborasi riset dan pengembangan teknologi ketahanan air

3 perusahaan asal Perancis dan Swedia yang terlibat dalam kerja sama dengan Universitas Pertahanan yaitu Osmosun (Perancis), Bluwater (Swedia), dan Ellipse Projects (Perancis). Nantinya ketiga perusahaan ini akan menggelar sejumlah program bersama dengan Universitas Pertahanan untuk menjawab tantangan krisis air.

Osmosun, dengan pengalaman di bidang teknologi desalinasi air, akan bekerja sama dengan Universitas Pertahanan untuk membuat program akses air di pulau-pulau terpencil. Kemudian Bluewater, dengan pengalaman di bidang solusi air darurat dan kebencanaan, akan bekerja sama untuk pengembangan ketahanan air di daerah rawan bencana.

Sementara itu Ellipse Projects, akan bekerja sama untuk melaksanakan penelitian digital mengenai ketahanan air bersama Universitas Pertahanan. (KR)