AKRA - PT. AKR Corporindo Tbk

Rp 1.210

-25 (-2,00%)

NEW YORK - Setelah menguat tajam menyusul penundaan perang tarif global oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tiga indeks utama Wall Street kembali anjlok lebih dari 2,5%.

Pada Kamis (10/4) indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) anjlok 1.014,79 poin atau 2,50% menjadi 39.593,66, S&P 500 turun 3,46% ke 5.268,05, dan Nasdaq Composite 4,31% ke 16.387,31.

"Investor masih merasa tidak nyaman dengan hal ini, karena mereka tidak tahu apa tujuan akhirnya," kata Paul Nolte, Senior Wealth Adviser di Murphy & Sylvest di Elmhurst, Illinois.  

"Saya pikir yang kita lihat, tetap saja kekhawatiran investor tentang tarif.” 

Saham big tech yang disebut kelompok Magnificent Seven, atau saham yang terkait kecerdasan buatan, mencatatkan penurunan harga antara 2,3% dan 7,3%. 

Mantan Kepala Strategi Global di JPMorgan Chase & Co, Kolanovic, seperti dikutip MarketWatch sebelumnya, mengatakan penundaan tarif akan memicu sentimen positif bagi pasar.

Tetapi Kolanovic mengatakan tidak serta merta akan mengejar reli tersebut. “Masih ada risiko yang belum terungkap.” 

Akhir pekan ini, lanjut Kolanovic, perusahaan-perusahaan akan mulai melaporkan pendapatan untuk kuartal pertama, yang mungkin dipengaruhi oleh semua ketidakpastian seputar agenda perdagangan Trump. 

Hal itu dinilai bisa memicu lebih banyak volatilitas pada saham. “Saya pikir ini akan lebih melihat harga wajar yang masuk akal sekarang, mengingat musim laporan keuangan akan segera tiba.”

Investor masih perlu mengawasi data klaim tunjangan pengangguran mingguan di AS, yang dirilis Kamis. "Apakah perusahaan mulai memberhentikan orang, kita akan tahu lebih banyak."

Mengenai penyelesaian agenda perdagangan Trump secara definitif, Kolanovic mengatakan, "saya tidak berpikir orang-orang Eropa akan memberikan semua yang Trump inginkan secara tiba-tiba."

Penurunan Indeks Volatilitas Cboe atau VIX yang dikenal sebagai "pengukur ketakutan" Wall Street, menunjukkan bahwa pasar kemungkinan akan tenang, setidaknya untuk sementara. VIX telah turun lebih dari 32% menjadi 35,66 pada Rabu (9/4) kemarin.

VIX sering disebut sebagai indeks ketakutan (fear index), karena naik saat investor merasa cemas terhadap ketidakpastian atau potensi penurunan pasar.

Jika VIX tinggi, pasar diprediksi akan naik atau turun secara tajam. Jika VIX rendah, pasar dianggap lebih stabil. (DK/MT/KR)