Premi CDS 5 tahun Indonesia melonjak 51,1%, apa artinya?

JAKARTA - Data Bank Indonesia menunjukkan premi CDS (Credit Default Swap/CDS) Indonesia 5 tahun melonjak 51,1%, dari posisi 75,06 basis points (bps) pada 16 Januari 2025 meningkat menjadi 113,35 bps per 10 April 2025.
Menurut analis pasar obligasi peningkatan premi CDS sebuah negara memperlihatkan kenaikan risiko kredit dari suatu negara tersebut.
“Artinya, pasar melihat probabilitas yang lebih tinggi bahwa utang negara akan gagal bayar atau default,” ujarnya.
Data Bank Indonesia per 10 April tersebut tidak jauh berbeda dengan data worldgovernmentbonds per 14 April 2025. Data situs tersebut menyebutkan CDS 5 tahun Indonesia tecatat mencapai level 116.21.
Jika melihat grafik historis di Worldgovernmentbonds (lihat grafik), premi CDS Indonesia pernah melonjak tertinggi ke level 239,11 pada 30 Maret 2020, tahap awal ketika Indonesia mengalami wabah Covid.
Adapun CDS 5 tahun negara-negara BRICS per 14 April 2024 masing masing mencapai level:
- Brazil 210,58
- Rusia 13.775,17
- India 84,08
- China 74,23
- Afrika Selatan 248
Menurut analis pasar obligasi, CDS pada dasarnya seperti premi asuransi, namun bukan asuransi kesehatan atau jiwa, tetapi premi asuransi terhadap risiko gagal bayar utang.
Secara sederhana jika investor membeli obligasi dari sebuah negara, dan khawatir negara tersebut tidak mampu membayar utang mata uang asingnya (obligasi dolar misalnya), maka dia akan membeli CDS dari bank.
CDS adalah premi yang harus dibayar tiap tahun (biasanya dalam basis poin per nilai pokok obligasi) untuk dapat perlindungan.
Misalnya, seorang investor membeli CDS negara X 5 tahun senilai US$100 juta dengan premi 150 basis poin atau 1,5% per tahun.
Artinya, investor tersebut harus membayar US$$1,5 juta per tahun untuk mengasuransikan obligasi negara X senilai $100 juta. Jika negara X itu default, maka penjual CDS (bank atau asuransi) akan membayar kerugian sesuai yang disepakati. (MT)