Perang tarif, Hermes naikkan harga produk ke konsumen Amerika

JAKARTA - Perusahaan Prancis Hermes (HRMS.PA), mengumumkan akan sepenuhnya mengalihkan beban tarif impor di Amerika Serikat kepada para konsumennya yang berasal dari kalangan kaya. Langkah ini diambil sebagai respons atas tarif yang diberlakukan dalam ketegangan dagang yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS, Donald Trump.
Seperti dikutip Reuters, Chief Financial Officer Hermès, Eric du Halgouet, mengatakan bahwa mulai 1 Mei mendatang, harga produk Hermès di seluruh lini bisnis di Amerika Serikat akan mengalami kenaikan.
"Kami akan sepenuhnya mengimbangi dampak dari tarif baru ini dengan menaikkan harga jual kami di Amerika Serikat," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (17/4).
Kenaikan ini akan berada di atas penyesuaian harga tahunan reguler yang berada di kisaran 6-7% tahun ini. Hermès mengandalkan posisinya sebagai salah satu merek paling eksklusif di dunia untuk tetap mempertahankan daya jual, meskipun harga semakin tinggi.
Dalam laporan keuangan terbarunya, Hermès mencatat penjualan sebesar 4,1 miliar euro (setara dengan sekitar US$4,66 miliar) pada kuartal pertama tahun ini, meningkat 7%.
Namun, angka tersebut masih berada di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 9,8%, berdasarkan data konsensus VisibleAlpha yang dikutip oleh HSBC.
Penurunan penjualan sebagian besar disebabkan oleh lesunya permintaan di pasar China. Meski demikian, Hermès tetap mencatat kinerja lebih baik dibandingkan para pesaingnya, termasuk LVMH, yang baru-baru ini melaporkan penurunan 5% di divisi fesyen dan barang kulitnya.
Du Halgouet juga menyebutkan bahwa meskipun ada ketidakpastian geopolitik yang memicu volatilitas di pasar keuangan, pihaknya belum melihat perubahan signifikan dalam perilaku belanja konsumen di Amerika Serikat.
“Penjualan di pasar tersebut masih menunjukkan pertumbuhan dua digit,” kata Halgouet.
Untuk menjaga eksklusivitas produk, Hermès tetap menaikkan produksi hanya sekitar 6% hingga 7% per tahun. (DK)