ADHI - PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

Rp 262

-4 (-2,00%)

JAKARTA – Melemahnya daya beli masyarakat berpotensi menekan kinerja sejumlah emiten BUMN Karya, menurut riset Kiwoom Sekuritas Indonesia. Beberapa di antaranya termasuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)PT PP (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Meskipun dampaknya tidak sejelas pada sektor konsumsi, tulis Kiwoom Sekuritas Indonesia, pelemahan daya beli masyarakat tetap jadi faktor tidak langsung yang bisa menekan kinerja emiten BUMN Karya, yang kini telah berada di bawah naungan BPI Danantara.

Sebagai catatan, sejumlah BUMN Karya memang sempat mengembangkan proyek hunian dan kawasan terpadu. Misalnya ADHI melalui PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP), mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) melalui proyek LRT City yang tersebar di Bekasi, Ciracas, Tebet, hingga Jatibening.

PTPP melalui anak usahanya juga mengembangkan proyek serupa yaitu Evenciio Depok dan Grand Kamala Lagoon di Bekasi. Sementara itu, WIKA Gedung melalui kolaborasi dengan WIKA Realty juga memiliki portofolio hunian terjangkau seperti Tamansari Hive dan Teras Alun-Alun Bekasi.

Kiwoom Sekuritas Indonesia menyebut sejumlah proyek itu menyasar segmen menengah dan first-time buyers, sehingga penjualannya akan sangat bergantung pada pembiayaan perbankan seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

“Ketika daya beli melemah atau bunga KPR tinggi, penjualan unit akan melambat, proyek delay, cashflow developer terganggu, kontraktor utama (induk BUMN Karya) juga terkena imbasnya.”

Di sisi lain, pemangkasan efisiensi APBN 2025 juga dinilai akan berdampak pada perolehan kontrak BUMN Karya. “Kontrak baru BUMN Karya dari APBN jadi lebih terbatas,” jelas Kiwoom Sekuritas Indonesia.

Menurut data IDNFinancials.com, harga saham WIKA telah merosot 21,5% sejak awal 2025 hingga penutupan perdagangan Senin (21/4) kemarin. Sedangkan harga saham PTPP ambles 12,15% dan ADHI naik 4,39%. (KR)