Taiwan siapkan anggaran US$10 miliar untuk redam dampak tarif Trump

TAIPEI – Pemerintah Taiwan mengumumkan usulan anggaran khusus senilai US$10 miliar (sekitar Rp160 triliun) untuk meredam dampak ekonomi akibat tarif impor tinggi dari Amerika Serikat (AS).
Hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi Taiwan menghadapi kebijakan tarif resiprokal AS, yang menetapkan tarif impor sebesar 32% terhadap sejumlah mitra dagang, termasuk Taiwan.
Perdana Menteri Taiwan, Cho Jung-tai, dalam konferensi pers di Taipei pada Kamis (24/4), mengungkapkan paket bantuan awal sebesar T$88 miliar (sekitar US$2,71 miliar) akan ditingkatkan secara signifikan menjadi T$410 miliar (sekitar US$12,61 miliar).
Dana stimulus itu akan mendukung pembiayaan bagi pelaku usaha, menstabilkan pasar kerja, serta memberikan subsidi listrik demi menjaga daya saing ekonomi dalam negeri.
Meski demikian, usulan anggaran ini masih membutuhkan persetujuan parlemen, yang saat ini dikuasai oleh partai oposisi. Sebelumnya, oposisi telah memangkas anggaran negara dengan alasan efisiensi dan menghindari pemborosan.
Sebagai bagian dari upaya diplomatik, Taiwan juga bernegosiasi secara aktif dengan pemerintah AS. Pemerintah Taiwan berjanji akan meningkatkan pembelian produk-produk energi dari AS, khususnya gas alam dan minyak bumi, guna mengurangi surplus perdagangan yang besar antara kedua negara.
Presiden Taiwan, Lai Ching-te, menyebut bahwa peningkatan impor energi menjadi salah satu fokus utama dalam pembicaraan tarif dengan AS. (EF/KR)