JAKARTA - Bank Dunia merekomendasikan 3 kebijakan untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan melambat ke kisaran 4% di kawasan Asia Timur dan Pasifik (ATP).

Ketiga rekomendasi kebijakan itu mencakup pemanfaatan teknologi, peningkatan daya saing sektor jasa, dan kerja sama internasional.

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk ATP, Aaditya Mattoo menyampaikan Bank Dunia mendorong implementasi teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas, sehingga menciptakan lebih banyak lapangan kerja, seperti halnya di Malaysia dan Thailand.

Selain itu, kata Mattoo dalam siaran pers Selasa (29/4), kawasan ATP perlu meningkatkan daya saingnya di bidang jasa untuk menciptakan peluang ekonomi baru, seperti di Vietnam. Terakhir, kata dia, kawasan ini perlu memperkuat kerja sama internasional untuk meningkatkan ketahanan.

“Menggabungkan teknologi baru dengan reformasi yang berani dan kerja sama yang inovatif dapat membantu negara-negara di kawasan ini mengatasi situasi saat ini dan tantangan jangka panjang. Itulah resep untuk produktivitas yang lebih tinggi dan lapangan kerja yang lebih baik,” kata Mattoo.

Sementara itu Wakil Presiden Bank Dunia untuk Kawasan ATP, Manuela V.Ferro, memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara di kawasan ATP berpotensi melambat dari proyeksi awal tahun ini, yang diperkirakan tumbuh 5%.

Lebih rinci lagi, prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara di ATP seperti China hanya 4%, Kamboja 4%, Indonesia 4,7%, Malaysia 3,9%, Mongolia 6,3%, Republik Demokratik Rakyat Laos 3,5%, Filipina 5,3%, Thailand 1,6%, dan Vietnam 5,8%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara-negara Kepulauan Pasifik diproyeksikan 2,5%. (LK)