PRDA - PT. Prodia Widyahusada Tbk

Rp 2.830

+60 (+2,00%)

JAKARTA – PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatatkan laba bersih terkoreksi signifikan hingga 82,3% year-on-year (yoy) menjadi Rp6,9 miliar pada kuartal-I 2025.

Padahal, berdasarkan laporan keuangan terbaru perseroan, pendapatannya stagnan, hanya turun 0,8% menjadi Rp483 miliar. Namun, beban pokok pendapatan membengkak 9,2%, membuat laba kotor susut 7,8% menjadi Rp263,5 miliar.

Menanggapi hal ini, Liana Kuswandi, Direktur Keuangan PRDA, menyebutkan bahwa penurunan ini disebabkan oleh Ramadan dan Idul Fitri di kuartal-I.

“Adanya momentum Ramadan dan Idul Fitri mendorong pergeseran prioritas belanja masyarakat, dinamika politik nasional memberikan efek domino terhadap sentimen pasar, dan situasi ekonomi global turut mempengaruhi nilai tukar rupiah,” jelasnya dalam siaran resmi, Jumat (2/5).

Namun, beban usaha naik 7,5%, dan beban lainnya membengkak hingga nyaris 40 kali lipat akibat denda pajak dan rugi selisih kurs.

Peningkatan pada pos-pos beban ini membebani kinerja laba perseroan. “Kami optimis fondasi keuangan yang dimiliki mampu mendukung pertumbuhan lebih lanjut di Kuartal II-2025,” ujar Liana.

PRDA diketahui tengah berfokus memajukan kanal digitalnya yang terbaru, U by Prodia. Pada kuartal-II, perseroan tengah menrencanakan peluncuran fitur Health Plan & Chronic Disease Management (CDM) pada aplikasi tersebut.

“Perseroan telah mencatatkan tingkat akuisisi pelanggan baru melalui platform U by Prodia lebih dari 30% di tahun 2024, sehingga turut berkontribusi sebesar 13% terhadap pencatatan volume transaksi pembelian tes laboratorium Prodia,” tambah Direktur Business & Marketing Prodia, Indriyanti Rafi Sukmawati. (ZH)