Amerika buyback obligasi US$10 miliar, terbesar sepanjang sejarah

JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat, melalui Departemen Keuangan (US Treasury), membeli kembali (buyback) obligasi pemerintah senilai US$10 miliar.
Seperti dikutip dari Barchart, buyback ini merupakan pembelian, dalam satu kali operasi, terbesar yang pernah dilakukan pemerintah Amerika sepanjang sejarah.
Menurut laporan resmi dari Bureau of the Fiscal Service AS, seperti dikutip Hokanews, program buyback pada 3 Juni 2025 ini menerima tawaran sebesar $22,87 miliar dan menyerap penuh target maksimum $10 miliar yang telah ditetapkan.
Buyback oleh Departemen Keuangan AS, seperti dikutip Marketwatch, sebelumnya dilakukan dalam skala lebih kecil, antara tahun 2000–2002, dengan total sekitar $67,5 miliar selama lebih dari 40 operasi.
Jadi apakah hal ini berarti pemerintah Amerika sedang memberikan signal ke pasar terkait kemampuan membayar utangnya yang sudah mencapai US$36,5 triliun?
“Saya kira jumlah buyback terlalu kecil dibanding total utang pemerintah federal AS yang mencapai US$36,5 triliun untuk bisa menyimpulkan banyak hal,” jawab seorang pengamat pasar obligasi (7/6).
Dia menduga ada 3 alasan mengapa Menteri Keuangan Amerika, Scott Bessent--yang sebelumnya adalah hedge fund berpengalaman, pernah menjadi Chief Investment Officer di Soros Fund Management dan pendiri Key Square Group, perusahaan investasi global--sampai memutuskan untuk buyback.
- Pertama, obligasi yang dibeli adalah obligasi yang tidak likuid. Jadi untuk meningkatkan trading untuk jenis obligasi itu.
- Kedua, smoothing cashflow dalam konteks issuance (penerbitan obligasi baru) dan manajemen jatuh tempo. Atau merupakan upaya maturity management, mengganti obligasi lama yang akan jatuh tempo dengan obligasi baru berjatuh tempo lebih panjang dengan profil likuiditas yang lebih baik.
- Ketiga, menurunkan sedikit biaya dengan membeli obligasi berbunga tinggi dengan bunga yang lebih rendah. “Buyback ini saya dengar ditargetkan akan dilakukan dengan target kuartalan senilai US$30 miliar."
Apakah buyback ini merupakan upaya AS "menggiring" yield obligasi pemerintah yang cenderung meningkat agar turun, di tengah ketegangan pasar obligasi Amerika maupun internasional terkait jatuhnya kepercayaan pasar terhadap obligasi yang dulu dikenal sebagai safe haven tersebut, pengamat itu mengatakan:
“Sekali lagi jumlahnya terlalu kecil. Dan itu bukan tugas US Treasury. Itu mandatnya The Fed (bank sentral AS). Departemen Keuangan hanya bertugas menciptakan pasarnya likuid dan biaya lebih efisien.”
Sebelumnya, bank sentral AS bulan Mei lalu diketahui diam diam menerbitkan obligasi senilai total US$150 miliar, tetapi hanya laku US$78 miliar.
Pembelian obligasi pemerintah oleh bank sentral AS ini juga dilakukan di tengah situasi laporan keuangannya yang memperlihatkan untuk pertama kali mengalami mengalami kerugian operasi sejak 1915 pada tahun 2023 dan 2024 total senilai US$192 miliar. (MT)