JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer resmi mengumumkan kesepakatan dagang bilateral terbatas antara kedua negara.

Meskipun disambut sebagai "hari bersejarah", kesepakatan ini tetap mempertahankan tarif impor sebesar 10% untuk sebagian besar produk Inggris yang masuk ke pasar AS.

Kesepakatan ini menjadi perjanjian perdagangan pertama yang diumumkan Trump dalam masa jabatan keduanya, sebagai bagian dari upaya lebih luas untuk menekan defisit perdagangan barang AS yang mencapai US$1,2 triliun.

Trump sebelumnya telah memberlakukan tarif tinggi pada 57 mitra dagang, termasuk Uni Eropa, dan menyasar berbagai sektor seperti otomotif, baja, aluminium, hingga film dan farmasi.

Perjanjian ini menurunkan tarif rata-rata Inggris atas produk AS dari 5,1% menjadi 1,8% dan membuka akses ekspor baru senilai US$5 miliar per tahun bagi produsen Amerika. Sebagai gantinya, Inggris mendapatkan penurunan tarif impor mobil ke AS dari 27,5% menjadi 10% untuk kuota 100.000 unit kendaraan per tahun, jumlah yang mendekati total ekspor mobil Inggris ke AS tahun lalu.

Selain itu, AS akan menghapus tarif 25% atas baja Inggris dan 19% atas etanol AS, memberikan kuota bebas tarif untuk ekspor daging sapi AS sebanyak 13.000 ton metrik, tanpa mengorbankan standar pangan Inggris. Pemerintah Inggris menegaskan tidak akan melonggarkan standar keamanan pangan, termasuk tetap melarang daging sapi AS yang menggunakan hormon pertumbuhan.

Trump menyebut kesepakatan ini sebagai kemenangan besar, sementara Starmer menyebutnya “terobosan” yang akan memperkuat hubungan bilateral dan membuka lapangan kerja baru. Namun, beberapa pihak seperti kelompok British-American Business menyayangkan masih diberlakukannya tarif 10% pada banyak produk ekspor Inggris, termasuk mobil.

Kesepakatan ini belum mencakup isu-isu penting seperti pajak layanan digital Inggris yang dikenakan pada raksasa teknologi AS, dan tidak sepenuhnya menghapus hambatan dagang non-tarif. Pemerintah Inggris menyatakan perjanjian ini adalah langkah awal dari kesepakatan dagang jangka panjang yang akan terus dikembangkan.

Secara simbolis, pengumuman ini juga bertepatan dengan peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Eropa, menambah bobot historis pada perjanjian tersebut. Namun, analis ekonomi memperkirakan dampak ekonomi langsung dari perjanjian ini masih terbatas, meskipun secara jangka panjang dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi dan integrasi perdagangan kedua negara.

Trump juga menegaskan perjanjian dengan Inggris tidak akan menjadi pola baku untuk kesepakatan lain, terutama dengan negara-negara yang memiliki surplus dagang tinggi terhadap AS.

Di tengah ketidakpastian global dan tekanan domestik atas dampak tarif, pemerintahan Trump menyatakan akan mengumumkan puluhan kesepakatan perdagangan dalam beberapa minggu ke depan. (EF)