Kerajaan Qatar beri Trump Boeing 747 jumbo jet. Apa motifnya?

JAKARTA - Keluarga kerajaan Qatar, yang memiliki salah satu armada jet pribadi terbesar di dunia, diam-diam telah menjual beberapa pesawat terbesar mereka.
Salah satunya, Boeing 747 jumbo jet, mungkin sudah ditemukan pembeli yang tepat: Presiden Donald Trump, yang merasa frustrasi dengan penundaan penggantian Air Force One yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Seperti dikutip dari forbes.com, Rabu (14/5), beberapa spekulasi menyebutkan bahwa keluarga Qatar menawarkan pesawat mewah ini untuk meraih simpati Presiden yang terkenal dengan hubungan transaksi.
Namun, alasan yang lebih sederhana mungkin adalah mereka tidak lagi menginginkan pesawat tersebut. Pesawat ini telah dipasarkan sejak 2020 tetapi gagal terjual, menurut sebuah daftar yang diarsipkan.
Memberikan pesawat ini secara cuma-cuma bisa menghemat biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang tinggi, menurut pakar penerbangan. Membuat Trump merasa bahagia dengan pemberian itu, bisa menjadi bonus tambahan bagi keluarga kerajaan Qatar.
Qatar juga telah memberikan Boeing 747 yang sama berkilau kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menggambarkan menurunnya permintaan untuk pesawat besar yang boros bahan bakar tersebut.
Seperti banyak negara modern lainnya, Qatar kini beralih ke pesawat yang lebih efisien dan fleksibel, yang lebih ekonomis serta memiliki jejak yang lebih tidak mencolok saat melakukan perjalanan resmi.
Memberikan pesawat kepada Trump bisa menjadi "strategi pembuangan kreatif" yang menandai berakhirnya model teater geopolitik tradisional di langit.
Qatar, negara kecil di Teluk Persia yang kaya akan cadangan minyak dan gas, memiliki armada pesawat pribadi mewah yang mencakup sekitar selusin pesawat Airbus dan Boeing yang telah dimodifikasi untuk perjalanan mewah.
Pesawat Boeing 747 yang diinginkan Trump adalah salah satu dari tiga 747-8 yang dimiliki keluarga kerajaan Qatar dan dikelola oleh Qatar Amiri Flight.
Pesawat ini dibeli pada 2012 dengan harga daftar US$367 juta, belum termasuk interiornya yang selesai setelah tiga tahun pengerjaan dan kemungkinan menghabiskan puluhan juta dolar.
Pesawat ini dirancang untuk hanya 89 penumpang dengan dua kamar tidur, ruang hiburan, dan desain interior mewah yang dipilih oleh rumah desain Paris, Cabinet Pinto.
Namun, meskipun 747-8 membawa banyak kemewahan, biaya operasionalnya sangat tinggi. Pesawat VIP 747-8 diperkirakan membutuhkan US$23.000 per jam untuk beroperasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak maskapai dan negara yang mengalihkan penggunaan pesawat empat mesin besar ini karena boros bahan bakar dan biaya operasional yang tinggi.
Beberapa negara lain, seperti Arab Saudi, Brunei, dan Uni Emirat Arab, juga telah mengurangi penggunaan pesawat besar ini. Selain biaya bahan bakar, pesawat besar juga menjadi risiko keamanan.
Pesawat-pesawat besar ini lebih rentan menjadi target, dan hanya bisa mendarat di bandara dengan landasan pacu panjang, yang membatasi fleksibilitas operasionalnya. (DK)