JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Pemeritah sebesar US$206,90 miliar per Maret 2025, terkerek 7,62% dari periode serupa tahun 2024 sebesar US$182,24 miliar.  

Mengutip data BI pada Senin (25/5), Indonesia menerima kucuran kredit dari dari tujuh kreditur terbesar antara lain

  • Amerika Serikat (AS) mengucurkan pinjaman US$28,51 miliar atau 13,78% dari total ULN. Realisasi itu naik 23,34% dari Maret 2024 sebesar US$23,18 miliar.
  • Jepang memberikan utang ke RI US$8,05 miliar atau setara 3,89% dari total ULN. Jumlah itu naik 5,30% dari periode serupa tahun 2024 sebesar US$7,85 miliar.
  • Perancis memberikan pinjaman ke RI US$7,07 miliar atau 3,41% dari total ULN, naik 82,55% dari periode serupa tahun lalu sebesar US$3,87 miliar.
  • Jerman merealisasikan pinjaman ke RI US$3,92 miliar atau 1,89% dari total ULN, terkerek 1,47% dari Maret 2024 sebesar US$3,87 miliar.
  • Negara Amerika Lainnya memberikan pinjaman US$1,79 miliar, sekira 0,86% dari total ULN, naik 36,37% dari periode serupa tahun lalu US$1,42 miliar.
  • Hongkong mengucurkan utang ke RI US$1,44 miliar, atau 0,69% dari total ULN, dan naik 144,82% dari Maret 2025 sebanyak US$589 juta.
  • China memberikan utang sebesar US$1,35 miliar atau 0,65% dari total ULN, dan naik tipis 0,51% dari periode serupa tahun lalu sebesar US$1,34 miliar. (LK)