Bitcoin terkoreksi ke US$109.000, investor besar terus akumulasi

JAKARTA - Harga Bitcoin (BTC/USD) kembali terkoreksi setelah mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa di level US$111.971 pada pekan lalu.
Meski sempat mendekati kembali angka US$110.000 pada Senin siang (26/5), tekanan jual akibat aksi ambil untung membuat harga terperosok ke kisaran US$109.000.
Namun, di tengah koreksi harga ini, investor institusional justru semakin gencar menambah kepemilikan Bitcoin melalui produk Exchange-Traded Fund (ETF) spot.
Berdasarkan laporan dari Bloomberg, arus masuk ke ETF spot Bitcoin mencapai US$2,75 miliar dalam sepekan terakhir, bahkan menembus US$2,9 miliar, menyumbang sekitar seperempat dari total arus masuk tahun 2024.
Hal ini menunjukkan sentimen jangka menengah hingga panjang terhadap Bitcoin tetap positif, meskipun volatilitas harga jangka pendek masih tinggi.
Tak hanya itu, raksasa institusi seperti MicroStrategy dilaporkan kembali membeli BTC senilai US$427 juta dengan rata-rata harga US$106.237, memperkuat posisi bullish di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sementara itu, CEO JPMorgan Chase & Co, Jamie Dimon, mengonfirmasi pihaknya kini membuka akses nasabah ke ETF spot Bitcoin, memungkinkan eksposur terhadap pasar kripto bagi dana kelolaan senilai US$6 triliun.
Tekanan harga Bitcoin saat ini juga tak lepas dari dinamika global, seperti rencana mantan Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan akan mengenakan tarif 50% terhadap barang-barang dari Eropa mulai 9 Juli.
Kebijakan ini memicu kekhawatiran pasar dan menekan aset-aset berisiko, termasuk saham dan kripto.
Namun, secara fundamental, Bitcoin masih menunjukkan kekuatan. Lonjakan permintaan dari institusi, diiringi dengan penurunan suplai BTC yang tersedia di bursa, mengindikasikan tekanan beli yang besar dalam jangka menengah.
Selain itu, peningkatan jumlah pasokan uang global (M2) yang historisnya berkorelasi dengan kenaikan harga Bitcoin juga memperkuat argumentasi bullish.
Di sisi lain, investor dan pelaku pasar kini menanti rilis risalah rapat Federal Reserve serta sejumlah data ekonomi penting AS, seperti tingkat kepercayaan konsumen, pertumbuhan PDB, dan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE). Kejelasan dari indikator-indikator ini diharapkan bisa menentukan arah harga selanjutnya.
Sementara itu, Bitcoin kini diperdagangkan di kisaran US$ 108,940, per 27 Mei 2025 pukul 11.01 WIB. Namun dalam tujuh hari terakhir, kenaikannya masih mencapai 6,43%.
Aset kripto lain seperti Ethereum dan Dogecoin juga mengikuti tren ini, masing-masing naik 2,46% dan 1,91% dalam 24 jam terakhir.
Analis memperkirakan, meski koreksi saat ini bisa menekan harga ke US$105.000, potensi retest ke level tertinggi tetap terbuka jika tren teknikal tetap bertahan di atas rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 50 dan 100 hari. (EF)