Bursa saham Eropa cermati rencana bank sentral Jerman turunkan bunga

JAKARTA - Pasar saham utama di kawasan Eropa melemah tipis pada Rabu (28/5), seiring investor mencermati data ekonomi regional serta menanti hasil perundingan perdagangan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Indeks DAX Jerman turun 0,3% setelah mencetak rekor penutupan tertinggi sebelumnya, sementara CAC 40 Prancis melemah 0,1% dan FTSE 100 Inggris stagnan.
Data resmi dari INSEE mengonfirmasi pertumbuhan ekonomi Prancis pada kuartal pertama hanya sebesar 0,1%, sejalan dengan estimasi awal.
Di sisi lain, tekanan datang dari pasar tenaga kerja Jerman. Badan Ketenagakerjaan Federal Jerman melaporkan jumlah pengangguran melonjak sebanyak 34.000 orang pada Mei menjadi 2,96 juta secara musiman, mendekati angka 3 juta untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir.
Sinyal kekhawatiran investor bertambah menjelang rapat kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) pada 5 Juni mendatang.
Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga deposit facility ke level 2,00% dari sebelumnya 2,25%, yang akan menjadi pemangkasan kedelapan berturut-turut.
Sementara itu, sorotan utama lainnya datang dari rencana pembicaraan dagang antara Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump dilaporkan menunda pemberlakuan tarif atas barang impor dari Uni Eropa, langkah yang disambut positif pasar.
Sementara itu, perhatian pasar global juga tertuju pada laporan keuangan AI chipmaker Nvidia yang akan dirilis usai penutupan pasar AS malam ini.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah mengalami kenaikan tipis, didorong kekhawatiran pasar akan potensi sanksi baru terhadap Rusia yang bisa mengganggu pasokan global.
Harga minyak Brent naik 0,3% menjadi $63,77 per barel, sementara minyak WTI AS naik 0,4% ke $61,12 per barel pada pukul 05:05 ET.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) sedang mempertimbangkan kenaikan produksi baru dalam pertemuan penting akhir pekan ini. OPEC+ sebelumnya sudah mulai mengurangi pembatasan produksi dengan menambah pasokan sejak Mei.
Di sisi lain, pernyataan keras Presiden Trump bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sedang "bermain api", dan ancaman sanksi lanjutan dari AS, memperkuat kekhawatiran pasar akan gangguan pasokan energi dari Rusia.
Laporan mingguan cadangan minyak dari American Petroleum Institute juga dinantikan, meski tertunda karena libur Memorial Day di AS. (EF)