JAKARTA - Saudi Aramco, raksasa minyak global, berhasil mengumpulkan dana sebesar US$5 miliar (sekitar Rp81,63 triliun) melalui penerbitan obligasi.

Dikutip Arab News, obligasi senior yang tercatat di Bursa Efek London sejak 27 Mei 2025, terdiri atas 3 seri.

Seri pertama memiliki jumlah pokok US$1,5 miliar dengan kupon 4,75%, kedua sebesar US$1,25 miliar dengan kupon 5,375%, dan ketiga US$2,25 miliar dengan kupon 6,375%.

Masing-masing seri ditawarkan dengan tenor selama 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun.

CFO Aramco, Ziad al-Murshed, mengungkapkan bahwa permintaan dari investor global melampaui ekspektasi. Antusiasme ini, kata al-Murshed, mencerminkan kuatnya kepercayaan investor terhadap ketahanan finansial perusahaan.

"Penetapan harga tanpa premi di semua seri membuktikan kekuatan proposisi kredit jangka panjang kami," kata al-Murshed pada Selasa (3/6).

Obligasi ini juga menunjukkan spread yang lebih ketat dari panduan awal. Dengan rincian, seri 5 tahun dihargai 80 basis poin (bps) di atas obligasi Pemerintah AS (US Treasury). Sementara seri 10 dan 30 tahun masing-masing dibanderol dengan harga 95 bps dan 155 bps lebih tinggi.

Di satu sisi, penerbitan surat utang ini merupakan kelanjutan dari penjualan obligasi US$6 miliar oleh Aramco pada Juli 2024.

Sepanjang 2025, Dana Investasi Publik Arab Saudi (PIF) juga telah menghimpun dana sebanyak US$5,25 miliar, termasuk obligasi US$4 miliar pada Januari.

Selain itu, Masdar Abu Dhabi (dana kekayaan milik Uni Emirat Arab) baru-baru ini menerbitkan obligasi hijau US$1 miliar yang kelebihan permintaan hingga 6,6 kali lipat.

Penjualan obligasi kali ini berlangsung di tengah tekanan bisnis yang dihadapi Aramco.

Aramco mencatat penurunan laba kuartal pertama sebesar 4,6% akibat penjualan yang lesu dan peningkatan biaya operasional. Maret lalu, Aramco juga memangkas dividennya hampir 30% menyusul penurunan arus kas bebas perusahaan.

Sebagai informasi, Aramco terus mencari strategi pendanaan alternatif, termasuk potensi penjualan aset dan program sukuk (obligasi syariah), yang prospektusnya telah diterbitkan Mei lalu.

Ada indikasi bahwa sukuk ini kemungkinan akan diterbitkan dalam 12 bulan ke depan dan dicatat di Bursa Efek London. (DH/KR)