Respons ancaman tarif AS, Bank Sentral China pangkas suku bunga

BEIJING - Bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), kembali memberi pelonggaran moneter demi menjaga stabilitas ekonomi, di tengah tensi dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang masih memanas.
Pan Gongsheng, Gubernur PBOC, mengumumkan pemotongan suku bunga utama 0,25%, menjadikannya sebesar 1,5%, pada Rabu (7/5) hari ini.
Gongsheng menyebut langkah ini adalah respons terhadap ancaman tarif impor tinggi, yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump sejak awal April 2025 lalu.
Selain menurunkan suku bunga, PBOC juga memangkas rasio cadangan wajib yang harus disimpan bank, untuk meningkatkan kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit dan memperkuat likuiditas.
PBOC juga mengumumkan penurunan suku bunga pada instrumen moneter lainnya. Suku bunga reverse repo 7 hari diturunkan sebesar 0,1%.
Pemangkasan ini diharapkan segera disusul dengan penurunan suku bunga acuan loan prime rate dalam waktu dekat.
Tak hanya itu, suku bunga untuk program relending dan Pledged Supplementary Lending (PSL) juga diturunkan sebesar 0,25%, sebagai bentuk dukungan pendanaan sektor strategis seperti pertanian dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Dalam upaya mendukung sektor properti dan daya beli masyarakat, pemerintah China juga memangkas suku bunga kredit perumahan melalui skema housing provident fund.
Sementara suku bunga untuk pinjaman dengan tenor lebih dari 5 tahun, kini turun menjadi 2,6%, dari sebelumnya 2,85%. (EF/KR)