WASHINGTON - Presiden AS ke-45, Donald Trump, kembali melontarkan kritik tajam terhadap Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, usai bank sentral AS itu memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25% hingga 4,5%.

Keputusan ini diambil dalam rapat The Fed terbaru sebagai bentuk kehati-hatian menghadapi ketidakpastian ekonomi, termasuk inflasi dan pasar tenaga kerja yang belum stabil.

Menanggapi keputusan itu, Trump menyebut Powell sebagai "bodoh" dan "tidak punya arah" lewat unggahannya di platform Truth Social pada Kamis (waktu setempat).

"‘Too Late’ Jerome Powell adalah seorang BODOH, yang tidak punya otak. Selain itu, saya sangat menyukainya!" tulis Trump.

Ia juga menyebutkan harga energi dan kebutuhan pokok telah turun, inflasi hampir tidak ada, dan pemasukan dari tarif impor mengalir deras ke AS.

Namun, The Fed bersikukuh keputusan mereka tidak dipengaruhi oleh tekanan politik. Powell menyatakan dalam konferensi pers, kebijakan moneter tetap didasarkan pada data ekonomi, prospek, dan keseimbangan risiko, bukan opini politik. "Kami hanya mempertimbangkan data ekonomi dan keseimbangan risiko. Itu saja," ujarnya.

Ketegangan antara Trump dan Powell bukan hal baru. Trump telah lama mendesak pemangkasan suku bunga, bahkan menyebut langkah tersebut akan menjadi "bahan bakar jet" bagi pasar keuangan.

Ia membandingkan kebijakan The Fed dengan bank sentral lain seperti Bank of England dan European Central Bank yang telah menurunkan suku bunga mereka. "Semua negara menurunkan suku bunga kecuali dia (Powell)," kata Trump kepada media), dikutip CNBC, Kamis (8/5).

Presiden dari Partai Republik ini menuding Powell lamban dalam bertindak, menyematkan julukan “Too Late Powell.”

Trump juga menyiratkan Powell enggan menurunkan suku bunga karena tidak menyukainya secara pribadi, meskipun Trump sendiri yang awalnya mengangkat Powell menjadi ketua The Fed pada masa kepemimpinannya.

Meskipun sempat menimbulkan kekhawatiran di pasar karena isu pemecatan Powell, Trump menegaskan dalam wawancara terbaru di NBC ia tidak akan memecat Powell.

Ia menyatakan akan menunggu masa jabatan Powell berakhir pada Mei 2026 untuk menggantikannya. Meski begitu, kritik tetap mengalir, bahkan dalam wawancara yang sama Trump menyebut Powell sebagai “orang kaku total.”

The Fed memilih menahan suku bunga sambil menilai kondisi ekonomi lebih lanjut, dengan alasan risiko inflasi dan pengangguran yang meningkat. Keputusan ini mempertahankan status quo setelah tiga pemangkasan suku bunga pada paruh akhir tahun lalu. (EF)