JAKARTA – Sejumlah indikator menunjukkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% pada 2025 akan sulit dicapai.

Pertumbuhan ekonomi yang diukur dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I 2025, melambat jadi 4,87% dari 5,11% pada periode yang sama tahun lalu.

Perlambatan itu tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga pada negara lain di Asia.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia melambat jadi 2% pada kuartal I 2025, dari 2,5% pada periode serupa tahun lalu. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Singapura melambat jadi 3,8% dari 5%.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sejalan dengan penurunan pada seluruh komponen pembentuk PDB, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Salah satunya termasuk konsumsi rumah tangga yang melambat dari 4,89% menjadi 4,91%.

Sejumlah ekonom menyebut konsumsi rumah tangga melambat, menyusul badai PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) awal tahun ini, yang berdampak pada 18.610 pekerja hingga Februari 2025.

Mayoritas dari ribuan responden dalam survei yang dibuat Litbang Kompas, mengaku pesimis dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Dua per tiga di antaranya bahkan menyebut ekonomi Indonesia saat ini dalam kondisi yang buruk dan sangat buruk.

Dalam laporan IDNFinancials.com sebelumnya, analis memperkirakan Indonesia tengah menghadapi tantangan besar, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2%. Meskipun Amerika Serikat (AS) dan China telah sepakat menurunkan tarif impor masing-masing negara.

“Growth 2025 sulit untuk mencapai 5% walau ada perundingan dagang US ada China. Mayoritas pelaku bisnis investor sektor riil meragukan hasilnya,” ungkap analis tersebut.

Pandangan itu juga sejalan dengan proyeksi lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings, atas pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara, yang hanya diperkirakan mencapai 4,9% pada 2025.

Di sisi lain, penerimaan negara dari pajak pun masih 14,7% dari target APBN 2025. (KR)