NEW YORK – Moody’s, salah satu dari tiga lembaga pemeringkat kredit terbesar di dunia, akhirnya menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat (AS) menjadi “Aa1,” dengan outlook stable.

Sebelumnya, pada 2021, Fitch Ratings telah lebih dahulu menurunkan rating kredit AS menjadi "AA+," sementara S&P telah menurunkan peringkat AS sejak 2011. 

Utang pemerintah AS yang menggunung, mencapai lebih dari US$36 triliun pada awal 2025, menjadi salah satu alasan pemangkasan rating kredit oleh Moody’s.

“Penurunan ini adalah hasil dari peningkatan utang pemerintah dan rasio pembayaran bunga selama lebih dari satu dekade,” ujar Moody’s dalam siaran resminya, Jumat (16/5) waktu setempat.

Lembaga ini memproyeksikan bahwa pembayaran bunga dari utang pemerintah AS dapat mendominasi 78% dari pengeluaran negara hingga tahun 2035, naik dari 73% pada 2024.

Selain itu, AS juga berpotensi mengalami penurunan penerimaan pajak jika undang-undang Tax Cuts and Job Act (TCJA) tahun 2017 diperpanjang, dan diperparah dengan pengeluaran negara yang membengkak.

“Dengan demikian, kami memperkirakan defisit fiskal akan meningkat, mencapai nyaris 9% dari PDB pada 2035, melonjak dari 6,4% di 2024,” jelas Moody’s.

Moody’s juga memprediksi bahwa beban utang negara akan mencapai 134% dari PDB AS pada 2035, melonjak dari 98% di 2024.

Sebagai gambaran, hingga 2023, PDB AS tercatat di level US$27,72 triliun.

Terlepas dari risiko yang dicermati, Moody’s meningkatkan outlook menjadi stable dari sebelumnya negative, berkat resiliensi AS dalam menghadapi guncangan situasi ekonomi serta dolar yang masih tak tergoyahkan.

Perlu diketahui, Moody’s telah memberikan peringkat sempurna “AAA” pada AS sejak tahun 1917. Dilansir dari BBC, pada 2023 lalu, Moody’s pernah mewanti-wanti AS bahwa peringkat kreditnya berada di ambang pemangkasan. (ZH)