MBAP - PT. Mitrabara Adiperdana Tbk

Rp 1.770

+5 (+0,28%)

JAKARTA - PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP), emiten batu bara, masuk  ke bisnis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dengan menyiapkan 67% dari total US$70 juta dana belanja modal atau capital expenditure (capex).

Direktur Utama MBAP, Khoirudin, mengungkapkan transformasi ini merupakan respons atas tekanan yang dialami oleh sektor batu bara.

Persaingan pasokan dari China, India, dan masuknya batu bara Rusia ke pasar Asia sejak 2023 hingga 2025, dinilai membuat harga batu bara global anjlok.

Di sisi lain, kebijakan seperti B40 (biodiesel 40%) juga turut menekan industri.

"Tantangan ini semakin meyakinkan MBAP untuk mendorong terwujudnya diversifikasi. Kami serius [diversifikasi] sejak 2022," ujar Khoirudin , dalam Public Expose pada Selasa,(27/05) kemarin.

Sementara Direktur MBAP, Yulius Leonardo, menjelaskan pihaknya akan mengalokasikan 67% atau sekitar US$46,9 juta capex untuk bisnis EBT. Pendanaan capex ini berasal dari sisa laba 2024, modal, dan pinjaman pihak ketiga.

Dari sisi neraca, laba bersih MBAP pada kuartal pertama 2025 mencapai US$1,61 juta, turun 62,47% dari US$4,29 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan perusahaan juga menyusut 12,84% menjadi US$50,14 juta.

Meskipun menghadapi tantangan pada bisnis batu bara, MBAP tetap berkomitmen kuat dalam pengembangan EBT sebagai strategi diversifikasi jangka panjang.

Sebagai informasi tambahan, MBAP menjajaki bisnis EBT dengan dua proyek utama.

Mereka membentuk PT Masdar Mitra Solar Radiance (Solar Radiance), joint venture panel surya yang menargetkan kapasitas operasional 51 MWp pada 2025 (dari 17 MWp di 2024).

Selain itu, MBAP juga mengembangkan PT Malinau Hijau Lestari (MHL) di Kalimantan Utara untuk memproduksi 150.000 ton wood pellet per tahun, dengan operasi komersial mulai 2026. (DH/KR)