JAKARTA –­ Perusahaan energi milik konglomerat Sukanto Tanoto di Singapura, Royal Golden Eagle, menjalin kerja sama dengan TotalEnergies dari Prancis.

Kedua perusahaan itu akan membentuk bisnis patungan bernama Singa Renewables, dalam mengembangkan jaringan distribusi listrik bawah laut untuk menjembatani pasokan listrik dari panel surya Indonesia.

Energi listrik itu akan disalurkan kepada Singapore Energi Interconnections (SGEI), perusahaan yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Singapura untuk mengimpor energi bersih.

SGEI pun telah menandatangani nota kesepahaman dengan Singa Renewables, terkait kerja sama yang nilainya belum diumumkan tersebut.

Namun sebelumnya, Energi Market Authority (EMA) Singapura telah memberi lisensi bersyarat kepada Singa Renewables, untuk mengimpor 1 Giga Watt (GW) rendah karbon dari Indonesia.

CEO SGEI, Ong Teng Koon, mengaku Singapura perlu mengimpor energi listrik rendah karbon untuk mendukung target net-zero emisi pada 2050 mendatang. Karena selama ini, pembangkit listrik di Singapura menyumbang 40% dari total emisi karbon.

“Impor listrik ini akan berperan penting dalam upaya dekarbonisasi di sektor tenaga listrik,” kata Ong, kepada Strait Times beberapa hari lalu.

Singapura telah mulai menginisiasi impor tenaga listrik dari sejumlah negara tetangga seperti Laos, Thailand, dan Malaysia sejak 2022. Baru-baru ini, Singapura juga telah menandatangani kerja sama dengan Vietnam untuk mengimpor listrik rendah emisi. (KR)