NEW YORK - JPMorgan Chase & Co, bank investasi terbesar di dunia, berencana mengizinkan klien perdagangan dan wealth management untuk menggunakan aset yang terkait dengan mata uang kripto, termasuk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot, sebagai jaminan untuk pinjaman.

Dilansir dari Nasdaq.com (4/6), bank tersebut akan memulai dengan iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock. ETF tambahan diperkirakan akan ditambahkan seiring dengan berjalannya waktu.

Kebijakan ini akan berlaku secara global, mencakup semua segmen klien, mulai dari akun ritel individu hingga investor.

Menurut sumber, selain perubahan dalam kebijakan peminjaman, JPMorgan juga akan mulai memperhitungkan kepemilikan kripto dalam penilaian total kekayaan bersih dan aset likuid, menempatkannya setara dengan saham, kendaraan, atau karya seni dalam menentukan kelayakan untuk pinjaman.

Langkah JPMorgan ini mengikuti jejak lembaga keuangan besar lainnya seperti Morgan Stanley, yang mulai mengeksplorasi cara untuk mengintegrasikan layanan kripto secara lebih luas lewat peluncuran layanan perdagangan kripto melalui platform E*Trade miliknya bulan lalu.

Sejak kembali menjabat, pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengambil sikap yang lebih ramah terhadap aset digital.

ETF Bitcoin spot, yang pertama kali diperkenalkan pada Januari 2024, telah mengalami pertumbuhan pesat, dan kini mengelola aset gabungan senilai $128 miliar, menjadikannya salah satu peluncuran ETF tersukses hingga saat ini.

"Kami melihat peningkatan minat dari nasabah terhadap instrumen berbasis kripto, dan ini adalah langkah alami dalam perluasan layanan keuangan kami," ujar salah satu sumber internal.

JPMorgan adalah pelopor dalam adopsi teknologi blockchain di sektor perbankan dan memiliki hubungan kerja sama dengan beberapa perusahaan kripto besar seperti Coinbase.

Meski CEO JPMorgan Jamie Dimon dikenal skeptis terhadap Bitcoin, ia pun tetap konsisten membela hak nasabahnya.

Dalam Investor Day JPMorgan bulan Mei lalu, Dimon menyatakan, “Saya bukan penggemar Bitcoin. Saya juga tidak berpikir kita harus merokok, tapi saya membela hak Anda untuk merokok. Begitu juga dengan Bitcoin.”

Kebijakan baru ini membuka jalan bagi makin banyak aset digital untuk diintegrasikan ke dalam sistem perbankan, termasuk sebagai bagian dari mekanisme pemberian pinjaman yang selama ini didominasi oleh aset tradisional.

Harga Bitcoin sendiri telah melonjak tajam beberapa bulan terakhir, mencapai rekor tertinggi sebesar US$111.980 pada Mei 2025.

Kenaikan ini turut mendorong adopsi institusional, serta menarik perhatian investor ritel yang selama ini menanti legitimasi dari sektor keuangan mapan. (EF/ZH)