JAKARTA – Tiga indeks saham terbesar Amerika Serikat (AS)—Nasdaq, S&P 500, dan Dow Jones Industrial Average—mencatatkan tren bullish dalam sepekan, didorong oleh situasi global dan indikator ekonomi AS yang membaik pascaguncangan kebijakan tarif impor.

Sejak penutupan perdagangan Jumat, 9 Mei lalu, Nasdaq mencatatkan pertumbuhan tertinggi, naik 7,15% ke level 19,211.10 pada Jumat lalu (16/5).

S&P juga naik 5,27% ke level 5,958.38, sedangkan Dow Jones tumbuh 3,41% ke level 42,564.74.

Meningkatnya appetite dan optimisme pasar saham AS sejalan dengan berbagai perkembangan situasi global dan ekonomi AS dalam sepekan terakhir.

Amerika dan China telah sepakat untuk menurunkan tarif impor menjadi masing-masing 30% dan 10%, dari semula 145% dan 125%, setelah pertemuan di Swiss, Senin (12/5). Kesepakatan ini akan berlaku 90 hari ke depan sementara AS dan China meneruskan negosiasi yang lebih luas.

Meskipun beberapa pelaku pasar Wall Street tetap waspada akan dampak kebijakan tarif terhadap pelemahan ekonomi AS, namun ketiga indeks tersebut langsung melesat keluar dari zona bearish pada perdagangan Selasa (13/5).

Selain meredanya tensi global pascaperang tarif, data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk periode April 2025 menunjukkan bahwa inflasi melandai ke level 2,3%, dari 2,4% di bulan Maret 2025.

Inflasi ini lebih rendah dari perkiraan publik sebelumnya. Namun, UBS memperkirakan bahwa laju inflasi dalam 6 bulan ke depan akan lebih tinggi jika tarif impor tinggi benar-benar diberlakukan.

Terakhir, laju inflasi yang melemah ini membuka peluang the Fed untuk menurunkan suku bunga, dan lantas menstimulasi pasar.

Di sisi lain, the Fed diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga di level 4,25%-4,50% pada FOMC (Federal Open Market Committee) Juni mendatang, dan baru akan memangkas suku bunga di paruh kedua 2025. (ZH)