BEIJING - Ketegangan antara dua raksasa ekonomi dunia kembali meningkat tajam setelah pemerintah China menuduh Amerika Serikat melakukan pelanggaran serius kesepakatan perdagangan yang dicapai bulan lalu di Jenewa.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh Kementerian Perdagangan China pada Senin, Washington disebut telah secara sepihak merusak hasil perundingan yang sebelumnya menghasilkan penurunan tarif atas berbagai komoditas kedua negara.

“AS telah secara serius melanggar kesepakatan yang dicapai baik di Jenewa maupun dalam pembicaraan telepon antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald Trump pada Januari lalu,” ujar juru bicara kementerian tersebut, dikutip oleh BBC, Rabu (4/6).

Pernyataan Beijing itu muncul setelah Presiden Trump menuduh China telah melanggar perjanjian dagang, meskipun ia tidak menjelaskan lebih lanjut detail pelanggaran tersebut.

Namun, Perwakilan Perdagangan AS, Jamieson Greer, mengklaim China tidak mencabut hambatan non-tarif sebagaimana disepakati sebelumnya.

Kesepakatan perdagangan yang diumumkan di Jenewa pada Mei lalu awalnya memberikan harapan meredanya konflik, dengan AS menurunkan tarif impor terhadap China menjadi 30%, dan China memangkas tarif impor AS menjadi 10%

Namun, Beijing menyatakan serangkaian langkah yang diambil AS belakangan ini, termasuk pelarangan penjualan chip ke perusahaan China, pelarangan penggunaan chip Huawei, hingga pencabutan visa mahasiswa China, telah mencederai kesepakatan tersebut.

Meski situasi memanas, dua pejabat tinggi Gedung Putih memberikan isyarat komunikasi tingkat tinggi antara Presiden Xi dan Trump masih mungkin terjadi.

Seperti yang diberitakan IDNFinancials.com, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, mengharapkan bahwa Xi dan Trump dapat berdiskusi secara langsung untuk meredakan ketegangan tarif ini, meskipun tidak memberikan detail waktu lebih lanjut.

Sementara itu, Direktur Dewan Ekonomi Nasional, Kevin Hassett, menyatakan dalam wawancara dengan ABC News, pembicaraan bisa terjadi pekan ini, dan kedua belah pihak telah menyatakan kesiapan untuk berdialog.

Di sisi lain, Presiden Trump pekan lalu mengumumkan rencana menggandakan tarif baja dan aluminium dari 25% menjadi 50% mulai Rabu ini.

Dalam pidatonya di Pittsburgh, Trump menyebut langkah ini akan membantu industri baja domestik dan mengurangi ketergantungan terhadap China. (EF/ZH)