GOLF - PT. Intra GolfLink Resorts Tbk

Rp 242

-2 (-1,00%)

JAKARTA - PT Intra GolfLink Resorts Tbk (GOLF), emiten di bawah naungan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), menargetkan pertumbuhan laba bersih lebih dari 30% pada 2025.

Seiring dengan perkembangan proyek The Links Golf Villa yang mencatatkan penjualan signifikan, GOLF memproyeksikan pendapatannya tumbuh lebih dari 45% year-on-year (yoy) pada 2025.

Direktur Utama GOLF, Dwi Febri Astuti, menjelaskan sebagian besar pertumbuhan itu akan didorong oleh penjualan The Links Golf Villa di New Kuta Golf, yang hingga kini telah terjual sebanyak 24 unit dari klaster pertama.

“Untuk tahun 2025 ini, kami memang menargetkan pendapatan tumbuh di atas 45%, dan sebagian besar bersumber dari The Links Golf Villa,” ungkap Dwi, dalam konferensi pers (8/4).

Dwi menambahkan bahwa marketing sales dari penjualan 24 unit The Links Golf Villa di klaster pertama, telah mencapai Rp178,2 miliar.

Selain itu, GOLF juga telah meluncurkan klaster kedua dari proyek tersebut, yang menjadi bagian dari rencana perusahaan untuk membangun total empat klaster dengan 131 unit. “Klaster kedua juga akan segera kami targetkan untuk marketing sales-nya sebesar Rp220 miliar, kurang lebih seperti itu,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama GOLF, Darma Mangkuluhur Hutomo yang juga merupakan putra dari Tommy Soeharto, menjelaskan The Links Golf Villa Bali menjadi pendorong utama bagi pendapatan perusahaan pada 2025.

Darma melihat adanya tren positif dalam sektor pariwisata Bali, dengan peningkatan jumlah pemain golf dari 2023 hingga 2024, yang berdampak positif pada kinerja perusahaan. "Kami optimistis tren ini akan terus berlanjut pada 2025," ucap Dharma.

Selain penjualan The Links Golf Villa, GOLF juga berharap pendapatan berulang (recurring income) dari operasional golf, perhotelan, dan layanan keanggotaan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap target pertumbuhan pendapatan. 

GOLF juga optimistis bisa melangsungkan serah terima unit lain The Links Golf Villa, sehingga bisa memperkuat kinerja perusahaan pada 2025. (DK/KR)